PBB, New York (ANTARA/Xinhua-OANA) - Oman, Senin (1/10), menyampaikan dukungannya bagi upaya Palestina untuk menjadi negara non-anggota PBB.
"Negara saya mendukung permohonan Palestina untuk menjadi negara non-anggota di PBB, dengan harapan ini akan mengantar tahap baru dalam konsep perundingan Palestina-Israel, yang dapat secara positif memberi sumbangan dalam penyelesaian masalah ini," kata Menteri Luar Negeri Oman Yousef bin Alawi bin Abdullah di Debat Umum Ke-67, Sidang Majelis Umum PBB, New York, AS --yang dijadwalkan berakhir Senin malam waktu setempat.
Yousef, yang mengakui kondisi rumit berkaitan dengan masalah Palestina di PBB, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan, "Kita semua sudah mengetahui PBB telah mengupayakan semua kondisi dan telah mensahkan banyak resolusi dan kebijakan mengenai Masalah Palestina. Namun masalah ini masih menjadi pusat keprihatinan dan sumber ancaman serta konflik, yang memiliki jangkau ke luar Timur Tengah."
Pada 28 September, Hanas Ashrawi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, pemungutan suara di PBB mengenai upaya Palestina untuk meminta pengakuan Negara Palestina sebagai negara non-anggota akan dilakukan paling lambat akhir tahun ini.
Ashrawi, yang memperkirakan 150 negara anggota PBB di Sidang Majelis Umum --dengan 193 anggota-- mendukung upaya Palestina, mengatakan apa yang akan diperoleh Palestina "akan jadi hasil upaya diplomatik intensif Palestina melalui kerja sama dengan semua kelompok internasional yang mendukungnya rakyat kami".
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberitahu Sidang Majelis Umum pada Kamis lalu (27/9) Palestina akan melanjutkan upaya untuk memperoleh keanggotaan penuh di PBB dan sudah memulai konsultasi intensif dengan negara anggota dan organisasi regional.
Pada September tahun lalu, Abbas secara resmi mengajukan permohonan kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon agar Palestina dimasukkan sebagai anggota PBB. Namun upaya itu gagal meraih cukup suara di Dewan Keamanan PBB untuk memperoleh pengakuan.
Palestina sekarang memiliki status pengamat tetap sebagai suatu kesatuan di PBB.
Amerika Serikat dan sekutu eratnya, Israel, menentang upaya Palestina dan menuntut Palestina "menyelesaikan konflik dengan Israel melalui perundingan perdamaian langsung".
Pembicaraan perdamaian langsung antara kedua pihak tersebut tak mengalami kemajuan apa pun sejak macet pada Oktober 2010 akibat kegiatan permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang dikuasainya.
Palestina tahun lalu memperoleh keanggotaan di Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO), kendati menghadapi penentangan kuat dari Amerika Serikat dan Israel.
"Kami percaya peran PBB sehubungan dengan Masalah Palestina mesti berubah dari menangani krisis jadi secara sungguh-sungguh mencari penyelesaian politik menyeluruh yang adil dan langgeng. Itu akan memperhitungkan kepentingan rakyat Palestina dan Israel, sehingga menghasilkan berdirinya Negara Palestina dan Negara Israel, yang hidup berdampingan," kata Menteri Luar Negeri Oman tersebut.(rr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar...asal tetap dalam koridor yang santun