Ukasyah
Senin, 22 Oktober 2012 10:48:59
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
الحمد لله رب العالمين نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور انفسنا وسيئات اعمالنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى ءاله واصحابه ومن تبعه الى يوم الدين. اما بعد: فياعباد الله: اوصيكم ونفسي بتقو الله وطاعته لعلكم تفلحون. قال الله تعالى فى القرآن الكريم: ياايها الذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita memanjatkan segala puji ke hadhirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan salah satu syari'ah dari syari'ah-syari'ah Allah SWT, yaitu shalat Idul 'Adha di tempat yang mulia ini ; dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban yang merupakan semulia-mulia praktek pada hari Raya 'Idul Adha (hari Nahar) ini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam riwayat berikut:
Dari 'Aisyah ra. ia berkata, bahwa Nabi SAW bersabda,
ما عمل آدمي من عمل يوم النحر أحب إلى الله من إهراق الدم, إنها لتأتي يوم القيامة بقرونها, وأشعارها, وأظلافها. وأن الدم ليقع من الله بمكان قبل أن يقع من الأرض, فطيبوا بها نفسا.
"Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguh- nya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala kurban itu. " (HR. Tirmidzi, no: 1413)
Dan barangsiapa memiliki kelapangan rezqi pada hari tersebut, tetapi enggan berkurban maka Rasulullah mengancam-nya agar jangan mendekati Masjid Rasulullah SAW.
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
من وجد سعة فلم يضح فلا يقربن مصلانا.
"Barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk berkurban, tapi ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia dekat-dekat di tempat shalat kami." (HR. Ahmad, no: 7924, Ibnu Majah, no: 3114)
Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan membuat kita ridha dengan Islam dan syari'at sebagai way of life hidup kita, agar meraih apa yang dijanjikan beliau,
من رضي بالله ربا, وبالإسلام دينا, وبمحمد نبيا ورسولا دخل الجنة
"Barang siapa yang ridha Allah sebagai Tuhannya Islam sebagai Agamanya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul-Nya, maka dia akan masuk surga." (HR Muslim)
Teladan Kesalehan
Pada hari Idul Adha, 10 Dzul Hijjah 1433 H ini, jutaan kaum muslimin dari segala penjuru dunia terhampar di padang Arafah, menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang ke lima. Jutaan hamba Allah mengalir syahdu menggemakan takbir dan tahmid, memuji kebesaran Allah, berziarah menuju tempat-tempat suci dan bersejarah seraya mengenang sejarah abadi halilullah , kekasih Allah, Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS.
Inilah hari besar kemanusiaan dan keimanan, untuk mengenang peristiwa pengorbanan Nabi Ibrahim setelah beliau menerima wahyu Ilahy melalui mimpi, yang memerintahkan beliau menyembelih puteranya, Ismail. Nabi Ibrahim AS, seorang ayah yang sudah berusia lanjut, sedang mencurahkan kerinduan hatinya, menumpahkan harapan pada kader muda penerus risalahnya, sekaligus putra beliau yang sedang menanjak dewasa. Dalam suasana dan kondisi demikian, datanglah perintah Ilahy untuk menyembelih putra kesayangan dan satu-satunya itu. Sungguh tes yang sangat sulit dan pilihan yang sangat berat dilaksanakan. Cinta seorang nabi dan rasul Allah kepada Rab nya dan seorang ayah kepada anaknya, dua cinta bertarung dalam satu hati, manakah yang harus unggul? Allah SWT menperingatkan kepada orang-orang beriman agar menjadi-kan cinta kepada Allah, Rasul Nya dan berjihad membela Islam melebihi segala-galanya.
Allah SWT berfirman:
"Wahai Muhammad, katakanlah kepada kaum mukmin:" Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kerabat-kerabat kalian, harta kekayaan yang kalian peroleh, perdagangan yang kalian khawatirkan kehancurannya, dan tempat -tempat tinggal yang kalian senangi, lebih kalian cintai dari Allah dan Rasul-Nya serta jihad guna membela agama-Nya, maka tunggulah turunnya adzab Allah menimpa kalian. "Allah tidak memberi hidayah kepada kaum yang lebih mencintai duniawi dari membela agama- Nya. " (QS. At Taubah, 9: 24)
"Ada manusia yang menjadikan selain Allah sebagai tuhan yang mereka sembah. Mereka mencintai tuhan-tuhan itu seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang mukmin sangat besar cintanya kepada Allah. Jika orang-orang musyrik dapat menyaksikan tuhan-tuhan mereka tidak berdaya menghadapi adzab di akhirat, pasti mereka akan mengatakan bahwa semua kekuatan untuk menolak adzab hanyalah milik Allah. Sungguh Allah Mahahebat adzab-Nya. " (QS. Al Baqarah, 2: 165)
Inilah Nabi Ibrahim ketika sudah bersiap-siap menyembelih anaknya Ismail dengan pisau ditangan, dan Ismail pun siap menyerahkan lehernya untuk disembelih, tiba-tiba terdengar panggilan Allah,
" Maka Kami berseru kepadanya: "Wahai Ibrahim, kamu telah membenarkan mimpimu. Sungguh Kami akan memberi pahala kepada orang-orang yang beramal shalih. "Sungguh perintah Allah kepada Ibrahim itu merupakan ujian keimanan yang sangat jelas. Kami ganti Ismail dengan seekor domba yang sangat besar. " (QS. Ash-Shaffat, 37: 104 - 107)
Ibrahim, bapak para Nabi itu sadar, ternyata Allah Yang Maha Rahman sedang menguji keimanannya. Apakah ia ikhlas, pasrah dan tetap setia pada Allah, ataukah sudah terbelenggu oleh rasa sayang dan kecintaan kepada putra lelakinya, sehingga menghalanginya untuk menaati perintah Allah? Ibrahim, akhirnya lulus menghadapi tes Ilahy. Tekadnya bulat, tidak ada kekhawatiran dan keraguan, perintah Allah wajib dilaksanakan, apapun resiko serta pengorbanan yang harus diberikan.
Keikhlasan dan kepasrahan Nabi Ibrahim dalam meninggikan kalimat Allah sekalipun dengan mengorbankan putra kesayangannya. Kemudian, kerelaan dan kesetiaan Ismail untuk menaati syari'at Allah, walau dengan menyerahkan nyawanya sendiri, yang tergambar dalam jawaban kepada ayahandanya,
"..." Wahai ayahku tersayang, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah, engkau akan menemukan aku termasuk orang yang sabar. "" (QS. Ash-Shaffat, 37:102)
Ketika Nabi Ibrahim telah lulus menghadapi ujian yang berat ini, maka pujian Allah subhanahu wata'ala pun tercurah kepadanya:
"Ucapan 'salam sejahtera' untuk Ibrahim. Demikian-lah Kami memberi pahala kepada orang-orang yang beramal shalih. Sungguh Ibrahim termasuk hamba Kami yang benar-benar beriman." (QS. As Shaffat, 37: 109-111)
Dan balasan terbesar bagi Ibrahim setelah lulus dari berbagai ujian adalah beliau ditunjuk menjadi imam bagi umat Manusia.
"Tatkala Ibrahim diuji Tuhannya untuk melaksanakan beberapa perintah, maka ia melaksanakan semua perintah itu. Allah berfirman:" Wahai Ibrahim, sungguh Aku pasti menjadikan engkau sebagai rasul Allah bagi kaummu. "Ibrahim berkata:" Apakah ini ada di antara keturunanku yang dijadikan rasul Allah? "Allah berfirman:" Wahai Ibrahim, keturunanmu yang berbuat syirik tidak akan memperoleh janji-Ku untuk menjadi rasul-Ku untuk umat manusia. " (QS. Al Baqarah, 2: 124)
Itulah peristiwa agung yang memantul dari keteguhan iman, kerendahan hati, dan tawakal sepenuhnya kepada Allah Rabbul Alamin . Menjalankan perintah Allah dan melaksanakan syari'at-Nya secara kaffah, sebagai satu-satunya jalan hidup, guna memenangkan kebenaran di atas kesesatan. Apa yang mendorong Nabi Ibrahim dan Ismail rela berkorban harta dan nyawa untuk melaksanakan perintah Allah? Karena dengan mengikuti syari'at Allah, mereka yakin terbebas dari kesesatan, terhindar dari kemurkaan Allah dan segala bencana yang dating menimpa .. Itulah keteladanan yang memancar dari keikhlasan dua orang hamba Allah, Nabi Ibrahim dan Ismail AS.Yang harus kita contoh jika kita ingin selamat dunia dan akhirat.
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Selanjutnya, marilah kita mengambil i'tibar dan pengajaran dari kishah diatas bagaimana seorang ayah mampu mentarbiyah anaknya menjadi anak yang shalih kemudian sikap anak yang shalih menghadapi perintah Allah subhanahu wata'ala dengan iman dan taqwa bukan dengan pikiran dan perasaan semata (nafsu), Allah SWT talah membantu dan memudahkan segala urusan hambanya.
Sebaliknya bagi mereka yang menolak syariat Islam, apa yang akan terjadi, pastilah kecelakaan dan bencana akan terus menimpa mereka. Karena seluruh jaringan musibah, ujian dan bencana yang menimpa manusia menurut Al Qur'an dan Sunnah adalah karena perbuatan maksiat dan dosa mereka kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Selain itu karena mereka menghujat nikmat Allah SWT dan mengubah kenikmatan itu dengan kekafiran, dan para penguasanya mengganti hukum Allah dengan hukum jahiliyah.
Sebab-Sebab Musibah dan Bala Bencana menurut Al Qur'an
Al Qur'an menjelaskan tentang sebab-sebab musibah dan bala bencana antara lain:
1. Karena kedurhakaan dan kejahatan manusia kepada Allah
Firman Allah SWT,
" Wahai Manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian. Namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah. " (QS. As-Syura '42: 30)
2. Karena manusia mengingkari nikmat Allah dan kufur kepada Nya
Dalam firman-Nya lagi:
" Allah memberi contoh sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rizkinya datang ke negeri itu dari setiap sudut dengan baik, tetapi penduduk negeri itu kafir kepada nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah timpakan kepada mereka derita kelaparan dan ketakutan karena dosa-dosa mereka. Allah jadikan negeri itu sebagai contoh buruk bagi segenap manusia. " (QS. An-Nahl 16: 112)
3. Karena manusia mengganti nikmat Allah dengan kekafiran
Firman-Nya lagi,
" Wahai Muhammad, apakah kamu tidak melihat orang-orang yang mengganti keimanan kepada Allah dengan kekafiran, dan membuka jalan kehancuran untuk kaum mereka? Jahanamlah tempat yang akan mereka masuki di akhirat, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat tinggal. "(QS. Ibrahim 14: 28-29)
4. Karena perbuatan syirik manusia kepada Allah
Firman-Nya lagi,
" Wahai kaum mukmin, Allah tidak akan menimpakan adzab kepada kalian, jika kalian taat dan beriman kepada-Nya. Di akhirat, Allah tetap memberikan pahala besar kepada kalian, sekalipun amal shalih kalian sedikit. Allah Maha Mengetahui kondisi kalian. " (QS. An-Nisaa, 04: 147)
5. Karena para pemimpin negara menolak syariat Allah dan menggantikannya dengan hukum jahiliyah
Firman-Nya lagi
" Jika Kami berkehendak menghancurkan suatu negeri, Kami jadikan orang-orang yang suka berbuat sesat di negeri itu sebagai pemimpin, lalu pemimpin itu berbuat zhalim kepada rakyat di negerinya. Akibat perbuatan rusak pemimpin mereka, turunlah adzab kepada mereka dan Kami hancurkan negeri itu sehancur- hancurnya. " (QS. Al-Israa 17: 16)
Sebab-sebab Musibah menurut Sunnah Rasulullah
1. Rasulullah SAW bersabda ,
إذا ظهرت المعاصي في أمتي عمهم الله عز وجل بعذاب من عنده فقلت يا رسول الله أما فيهم يومئذ أناس صالحون قال بلى قالت فكيف يصنع أولئك قال يصيبهم ما أصاب الناس ثم يصيرون إلى مغفرة من الله ورضوانر
"Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab , siksa , kepada mereka. Aku berkata: wahai Rasulullah apakah didalamnya pada waktu itu ada orang-orang shalih? Ia menjawab ada!. Aku berkata lagi: " apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? "Beliau menjawab: "Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya." (HR. Imam Ahmad)
2. Sabdanya lagi,
كيف أنتم إذا وقعت فيكم خمس, وأعوذ بالله أن تكون فيكم أو تدركوهن: ما ظهرت الفاحشة في قوم قط يعمل بها فيهم علانية إلا ظهر فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن في أسلافهم, وما منع قوم الزكاة إلا منعوا القطر من السماء ولولا البهائم لم يمطروا, وما بخس قوم المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين وشدة المؤنة وجور السلطان, ولا حكم أمراءهم بغير ما أنزل الله إلا سلط الله عليهم عدوهم فاستنفد بعض ما في أيديهم, وما عطلوا كتاب الله وسنة نبيهم إلا جعل الله بأسهم بينهم.
"Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima hal itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menemukan-nya, yaitu,
- Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan-kan tampak dalam mereka penyakit ta'un dan kelaparan yang tidak pernah ditemukan oleh nenek moyang dahulu.
- Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andaikata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
- Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
- Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
- Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri . " (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Sabdanya lagi,
عن علي بن أبي طالب قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا فعلت أمتي خمس عشرة خصلة حل بها البلاء, فقيل: وما هن يا رسول الله? قال: إذا كان المغنم دولا, والأمانة مغنما, والزكاة مغرما, وأطاع الرجل زوجته, وعق أمه, وبر صديقه, وجفا أباه, وارتفعت الأصوات في المساجد, وكان زعيم القوم أرذلهم, وأكرم الرجل مخافة شره, وشربت الخمور, ولبس الحرير, واتخذت القينات والمعازف , ولعن آخر هذه الأمة أولها, فليرتقبوا عند ذلك ريحا حمراء أو خسفا ومسخا
Rasulullah SAW bersabda: " Apabila ... (1) Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi . ( 2) Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan. (3) Zakat dianggap sebagai pajak (denda). (4) Suami menjadi budak istrinya. (5) mendurhakai ibunya. (6)Mengutamakan sahabatnya . ( 7 ) Berbuat menganiaya ayahnya. (8) Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari'ah). (9) Orang -orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat). (10) Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya. (11) Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan. (12) Laki-laki telah memakai pakaian sutra. (13)Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan. (14) Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan. (15) Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya; Bila terjadi hal tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; topan merah (api), tenggelam ke dalam bumi (gempa bumi), dan perubahan-per-ubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk ke bentuk yang lain. " (HR. Tirmidzi, 2136 dari Ali bin Abi Thalib)
Demikianlah dahsyatnya musibah dan malapetaka akibat satu pemerintahan menolak berlakunya syariat Allah SWT, dan rakyatnya hanya diam tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Maka kita telah saksikan apa yang telah terjadi di Indonesia, kekacauan, kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan antar kaum, dan perpecahan satu sama lain antara rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan penguasa. Korupsi dan ketidakadilan merajalela, tekanan penguasa kepada rakyat yang tidak segan berlaku kejam kepada rakyat, para penegak syari'ah dan mujahidin dibunuh dengan tuduhan teroris sementara nabi palsu, koruptor, Pemurtad agama dibiarkan hidup, pembunuhan masal dalam keluarga karena kemiskinan dan tekanan hidup, dan segala macam penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Solusi: Kembali Kepada Syari'ah
Maka beruntunglah, penduduk Indonesia mayoritas Muslim. Karena Islam memberikan bimbingan dan antisipasi agar manusia tidak terjerumus pada prilaku yang merugikan dirinya. Islam mengajarkan, bagaimana seharusnya para pemimpin berbuat hal-hal yang konstruktif di kala rakyatnya mengalami penderitaan? Apa yang harus diperbuat oleh para pejabat Negara dan wakil rakyat, serta apa yang harus diperbuat oleh rakyat sendiri pada saat bangsa dan Negara diliputi krisis dan dilanda kesengsaran hidup? Dalam rangka ini, maka Allah SWT menganjurkan agar setiap orang waspada dengan firman-Nya:
" Wahai kaum mukmin, janganlah kalian membiarkan adanya kemungkaran di sekitar kalian. Sebab jika adzab Allah turun, tidak hanya menimpa orang-orang yang berbuat kemungkaran saja, bahkan juga menimpa orang-orang shalih yang berada di tengah mereka. Ketahuilah bahwa adzab Allah itu sangat keras. " (QS. Al Anfal, 8: 25)
Untuk kepentingan ini, dengan ajarannya yang luhur dan universal, syari'at Islam menjawab kebutuhan manusia dari perspektif ideologi, hukum, pendidikan, pertahanan, sosial-ekonomi, yang dirumuskan dalam ( maqasidusy syari'ah) lima tujuan pokok diturunkannya syari'at Islam, yaitu:
Pertama, menjaga kemurnian aqidah ( hifdzud dien)
Islam menjamin kemerdekaan untuk beragama tanpa paksaan, dan menjaga kemurnian aqidah dari pengaruh paham sesat.
Allah SWT berfirman:
"Tidak bisa seseorang dipaksa untuk masuk agama Islam. Agama Islam sudah jelas perbedaannya dengan agama lain. Siapa saja yang meninggalkan keyakinan dan perbuatan syirik, lalu beriman kepada Allah, maka ia benar-benar telah mengikuti agama yang kuat pendapatnya. Pendapatnya tidak akan terpatahkan. Allah Maha Mendengar pembicaraan kalian tentang agama yang hak dan batil. Allah Maha Mengetahui niat kalian untuk mengikuti Islam. " (QS. Al-Baqarah, 2: 256)
Untuk kepentingan ini, maka pemerintah hendaknya konsisten menindak tegas pengikut nabi palsu Ahmad Mosadeq, bersikap tegas terhadap pelarangan Ahmadiyah, menangkap penyebar buku ibadah haji yang menyesatkan, dan penghina serta pembuat kartun Nabi Muhammad e. Semua itu terjadi karena tidak adanya perlindungan yang sungguh-sungguh dari Negara, sehingga segala rongrongan musuh kafir itu mengguncang aqidah umat Islam.
Kedua , melindungi akal dari pengaruh yang merusak fungsi akal ( hifdzul 'aql)
Allah SWT berfirman:
"Orang-orang yang kafir kepada Muhammad setelah beriman, kemudian kekafirannya bertambah keras, taubat mereka saat sakaratul maut tidak akan diterima oleh Allah. Mereka itu termasuk orang-orang yang sesat." (QS. Ali-Imran, 3: 90)
Negara harus melindungi rakyat agar tidak mengonsumsi barang haram seperti narkoba, khamer, judi, dan menjatuhkan hukuman yang berat terhadap produsen dan konsumennya. Jika bangsa Indonesia berpegang teguh pada agama Allah, maka umat Islam tidak perlu menunggu fatwa MUI untuk mengerti mana yang halal dan haram, seperti sekarang ini.
Ketiga , menjamin kesucian keturunan (hifdzun Nasl) , sehingga tidak ada kesangsian mengenai nashab seseorang dengan orang tuanya. Karenanya seseorang dianjurkan untuk menikah, dilarang berzina, yaitu berhubungan seks di luar nikah. Juga mengharamkan pergaulan bebas, dekadensi moral dan semacamnya,
Allah SWT berfirman:
" Wahai kaum mukmin, diharamkan untuk kalian makan bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih untuk dipersembahkan kepada selain Allah, hewan yang mati tercekik, hewan yang mati karena dilempar, hewan yang mati karena terjatuh dari tempat yang tinggi, hewan yang disembelih dengan cara dicocok lehernya, semua hewan yang mati diterkam oleh binatang buas kecuali yang sempat kalian sembelih, semua hewan yang disembelih untuk berhala, dan hewan sembelihan yang kalian gunakan sebagai sesaji dalam undian. Semua hal tersebut adalah perbuatan sesat dan kafir kepada Allah. Pada hari kaum mukmin menaklukkan Mekah, orang-orang kafir merasa putus asa menghalangi dakwah Islam. Karena itu, kalian jangan takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepada-Ku. Pada hari ini Aku telah menjadikan Islam agama yang sempurna untuk kalian. Aku telah berikan hidayah-Ku kepada kalian dengan sempurna. Aku meridhai Islam menjadi agama kalian. Siapa saja yang terpaksa makan yang haram karena kelaparan, dan tidak ada niat untuk berbuat dosa, halal baginya memakan hewan-hewan yang diharamkan itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada hamba-Nya yang memakan yang haram karena terpaksa. " (QS. Al-Ma'idah, 5: 3)
" Janganlah kalian mendekati perbuatan zina. Sungguh perbuatan zina itu adalah perbuatan yang kotor dan perilaku hidup yang sangat buruk. " (QS. Al-Isra ', 17: 32)
Dalam hal ini, pemerintah harus mendengarkan suara umat Islam, dan menjalankan secara tegas UU pornografi yang sudah disahkan parlemen. Mereka yang menentang pelaksanaan UU ini, sesungguhnya mereka itu sedang mempertahankan sumber malapetaka di negeri ini.
Keempat , mengayomi dan menjamin keamanan hidup manusia ( hifdzun nafs) ,
Caranya: dengan menjauhi kejahatan premanisme politik dan birokrasi, kriminalitas, perampokan, pembunuhan dan kemaksiatan yang diharamkan Allah.
Firman Allah SWT:
"Wahai orang-orang yang berakal sehat, pelaksanaan qishash, hukuman setimpal dalam kasus pembunuhan menjamin keamanan hidup kalian, agar kalian selamat dari bahaya pembunuhan."(QS. Al-Baqarah, 2: 179)
Bila syari'at Islam menyangkut hukum qishas ini dilaksanakan, niscaya masyarakat terhindar dari kejahatan manusia drakula, yang memakan daging korbannya, serta berbagai bentuk pembunuhan berantai dan mutilasi seperti kasus yang heboh dibicarakan sekarang.
Kelima , Islam menjamin dan melindungi hak kebendaan dan ekonomi manusia ( hifdzul mal) , baik sebagai hak individu maupun publik.
Maka syari'ah Islam melarang adanya KKN, monopoli ekonomi, mengharamkan riba serta segala upaya mendapatkan harta melalui cara-cara yang tidak halal
Firman Allah SWT:
"Kemudian Kami turunkan syari'at kepada Bani Israil, siapa saja yang membunuh seseorang bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena orang itu berbuat dosa, permusuhan dan kezhaliman di muka bumi, maka sama halnya dengan membunuh semua manusia. Siapa saja yang menyelamatkan jiwa seseorang, maka sama halnya dengan menyelamatkan hidup semua manusia. Sungguh Rasul Kami telah datang ke Bani Israel membawa mukjizat-mukjizat sebagai bukti kebenarannya. Akan tetapi sebagian besar Bani Israel melanggar syari'at Allah di muka bumi. " (QS. Al- Maaidah, 5: 32)
"Wahai kaum mukmin, janganlah kalian memakan harta sesama kalian dengan cara batil. Jangan pula kalian mengajukan perkara kepada hakim-hakim dengan cara batil untuk dapat mengambil sebagian harta orang lain, padahal kalian mengetahui bahwa cara seperti itu batil." (QS. Al- Baqarah, 2: 188)
Dalam hal ini pemerintah harus tegas memberantas illegal loging (pembalakan liar), korupsi, penjualan perempuan dan bayi, penipuan nasabah bank dan sebagai-nya.
Beginilah Islam melindungi, membimbing dan mengarahkan hidup manusia secara total agar sesuai dengan rahmat dan kasih sayang Ilahy. Namun, kelima hal ini tidak mungkin dapat dipenuhi secara optimal tanpa otoritas kekuasaan pemerintahan. Doktrin sekuler sekalipun seperti halnya kapitalisme, komunisme maupun sosialisme, tidak akan mampu mewujudkan cita-citanya tanpa kekuasaan Negara.
Oleh karena itu, seruan untuk menegakkan syari'at Islam di lembaga Negara, bukan saja untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kemiskinan dan penindasan penguasa lalim. Tetapi juga untuk membebaskan manusia dari ancaman pemurtadan dan jeratan aliran sesat. Maka di hari yang penuh berkah ini, wahai kaum muslimin, marilah kita buktikan bahwa umat Nabi Muhammad e belum mati di negeri ini, dengan menegakkan Al-Qur'an dan Sunnahnya dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara. Kita diperintahkan menerapkan seluruh ajaran Islam sebagaiman telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Allah berfirman,
" Wahai kaum mukmin, ikutilah syariat Islam itu seluruhnya. Janganlah kalian mengikuti bujukan-bujukan setan. Sungguh setan itu adalah musuh kalian yang nyata-nyata merugikan kalian. "(QS. Al Baqarah 2: 208)
Dalam kondisi porak poranda secara ideologi, politik, moral, ekonomi dan budaya, negeri ini membutuhkan seorang pemimpin Negara yang tidak saja mampu merumuskan persoalan apa sebenarnya yang dihadapi bangsa. Tetapi juga yang dapat menyelenggara-kan kekuasaan secara adil, yang dapat menjadi tauladan dalam kebajikan, serta di dampingi kantor-kantor yang memiliki kepekaan sosial dan jiwa pengorbanan untuk membela rakyat kecil.
Indonesia harus berubah dari paradigma yang mendiskreditkan agama, menolak peran agama dalam mengelola pemerintahan Negara; agar menjadi Negara bersyari'ah sehingga terwujud 'Baldatun tayyibatun wa Rabbun Ghafur '(Negara yang damai dan sejahtera, dan mendapat ampunan Allah).
Pemerintah bangsa Indonesia dan seluruh rakyatnya, jika mau hidup selamat dunia dan akhirat, satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah menerima Islam sebagai akidah, syari'ah dan akhlaqnya. Tanpa itu, maka seluruh nilai dan program hidup yang dicanangkan akan gagal dan sia-sia disisi Allah SWT Karena seluruh keamanan dan kesuksesan hanyalah ada dilam keimanan dan ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.
Allah SWT berfirman,
"... Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia memperoleh kemenangan yang sangat besar. " (QS. Al Ahzab, 33: 71)
" Jika penduduk berbagai negeri mau beriman dan taat kepada Allah, niscaya Kami akan bukakan pintu-pintu berkah kepada mereka dari langit dan dari bumi. Akan tetapi karena penduduk negeri-negeri itu mendusta-kan agama Kami, maka Kami timpakan adzab kepada mereka akibat dari dosa-dosa mereka. " (QS. Al A'raf, 7: 96)
Adapun orang beriman adalah, sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an:
" Orang-orang mukmin yang sebenarnya yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian tidak lagi ada keraguan dalam hatinya tentang keimanannya. Kemudian mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka untuk membela Islam. Mereka itulah orang-orang yang benar- benar beriman. " (QS. Al Hujurat, 49: 15)
" Orang-orang yang benar-benar beriman, jika diajak taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan hukum Allah di tengah-tengah mereka, maka mereka berkata: "Kami mendengar dan kami taat." Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beruntung di dunia dan di akhirat. "(QS. An Nur, 24: 51)
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, ولله الحمد
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Do'a
Mengakhiri khotbah ini, marilah kita berdoa, dengan meluruskan niat, membersihkan hati dan menjernihkan pikiran. Semoga Allah memperkenankan doa hamba-hamba-Nya yang ikhlas.
اللهم اقسم لنا من خشيتك ما تحول به بيننا وبين معصيتك, ومن طاعتك ما تبلغنا به جنتك, ومن اليقين ما تهون به علينا مصائب الدنيا,
اللهم متعنا بأسماعنا, وأبصارنا, وقواتنا, ماأحييتنا, واجعله الوارث منا, واجعل ثأرنا على من ظلمنا, وانصرنا على من عادانا, ولا تجعل مصيبتنا في ديننا, ولا تجعل الدنيا أكبر همنا, ومبلغ علمنا, ولا تسلط علينا من لا يرحمنا.
اللهم ألف بين قلوبنا, وأصلح ذات بيننا, واهدنا سبل السلام, ونجنا من الظلمات إلى النور, وبارك لنا في أسماعنا, وأبصارنا, وقلوبنا, وأزواجنا, وذرياتنا, وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم.
وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين, والحمد لله رب العالمين, اللهم اغفر لنا ولوالدينا وارحمهم كما ربونا (ربيانا) صغارا, ولجميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات, اللهم ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار, وصلى الله على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين, سبحان ربك رب العزة عما يصفون, وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين
Ya Allah, ya Tuhan kami, untuk-bagikanlah kepada kami demi takut kepada-Mu apa yang kiranya dapat menghalangi antara kami dan maksiat kepada-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta'at kepada-Mu apa yang sekiranya dapat menyampaikan kami ke surga-Mu; dan (bagi-bagikan juga kepada kami) demi ta'at kepada-Mu; dan demi suatu keyakinan yang kiranya dapat meringankan beban musibah dunia kami.
Ya Allah, ya Tuhan kami! Senangkanlah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihatan kami dan kekuatan kami pada apa yang Engkau telah menghidupkan kami, dan jadikanlah ia sebagai warisan dari kami, dan jadikanlah pembelaan kami (memukul) orang-orang yang menzhalimi kami serta bantulah kami untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami; dan jangan kiranya Engkau menjadikan musibah kami ini mengenai agama kami, jangan pula Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami yang paling besar, juga sebagai tujuan akhir dari ilmu pengetahuan kami; dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menaruh sayang kepada kami.
Ya Allah, persatukanlah hati-hati kami dan perbaikilah kondisi kami dan tunjukilah kami jalan-jalan keselamatan, dan bebaskanlah kami dari kejahatan yang tampak maupun tersembunyi, dan berkatilah pendengaran-pendengaran kami, penglihatan-penglihat-an kami, hati-hati kami, istri -istri serta anak-anak kami dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, ampunilah kami dosa-dosa kami, dan dosa kedua orang tua kami, dan rahmatilah mereka sebagaimana mereka telah memelihara kami di masa kecil kami dahulu. Dan ampunilah dosa-dosa seluruh kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Ya Allah, ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia (kebaikan ilmu dan ibadah), dan kebaikan di akhirat (surga), dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dan sejahterakanlah ke atas Nabi Muhammad, keluarganya, dan sahabat-sahabatnya semua-nya.Maha Suci Tuhanmu yang memiliki keperkasaan dari apa yang mereka katakan, dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Amin, Ya Mujibassailin!.
-----------------------------------------
Oleh: Ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman