Pengikut
Tampilkan postingan dengan label TKI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TKI. Tampilkan semua postingan
Kamis, 23 Januari 2020
Rabu, 26 September 2012
Kisah Nyata: Pembantu Indonesia yang Jadi Miliarder di Arab
Nasib orang memang sulit ditebak. Seorang wanita TKI mendadak kaya raya setelah mendapat warisan dari suaminya, pria asal Arab Saudi yang meninggal dunia. Pria itu meninggalkan warisan senilai 6,3 juta riyal Saudi atau sekitar Rp 15,7 miliar.
Juru bicara KBRI Riyadh, Hendar Pramudyo dalam siaran persnya, Rabu (11/7) menyebutkan bahwa seorang TKI pembantu rumahtangga (namanya dirahasiakan demi alasan keamanan) yang dinikahi secara resmi oleh sang majikan mendapatkan bagian warisan. Sang TKI tersebut mendapatkan sebagian warisan karena kesetiaannya melayani dan ikhlas mendampingi suami. Setahun lalu suaminya meninggal dunia. Perkawinan mereka tak dikaruniai keturunan.
Sehari sebelumnya, koran lokal berbahasa Arab, Okaz memberitakan seorang pembantu rumahtangga asal Indonesia mendadak menjadi miliarder setelah memperoleh warisan dari mendiang suaminya warga Arab Saudi lebih dari 20 juta riyal atau setara Rp 50 miliar.
Wanita asal Indonesia itu datang ke Arab Saudi 11 tahun silam dan bekerja pada seorang majikan pengusaha kaya yang punya banyak properti di Kota Thaif. Setelah beberapa tahun, si TKI dinikahi majikan secara resmi. Namun pernikahan tersebut tak berlangsung lama karena pria kaya itu keburu meninggal dunia. Sang suami meninggalkan warisan berupa apartemen yang tersebar di beberapa kota, beberapa bidang tanah di pinggiran jalan raya kota.
Setelah delapan tahun proses perundingan tentang pembagian warisan, pengadilan setempat memutuskan melelang seluruh aset milik mendiang suaminya secara terbuka dan terjual sekitar 300 juta riyal Saudi. Hakim pengadilan tersebut, Syeikh Abdurrahman Al-Dakhil memutuskan si wanita asal Indonesia yang menjadi isteri sah almarhum berhak atas warisan senilai lebih dari 20 juta riyal.
Source: http://www.pangkalanunik.com/2012/07...#ixzz20PnlKjoC
Senin, 24 September 2012
Bangkit Dong, Sobat! Buat kamu, sobat muda… Alhamdulillah, atas izin Allah Swt. buku ini berhasil saya selesaikan pada 16 Juni 2004, pukul 09.00 WIB saat artikel terakhir yang saya tulis untuk buku ini di-save di komputer saya. Allah Swt. telah memberikan berbagai kemudahan dalam penyusunan buku ini, meski saya harus ketat mengatur jadwal. Waktu sisa di malam hari adalah waktu yang paling menyenangkan untuk membanjirkan seluruh ide yang ada di benak saya. Memoles dan mempercantik artikel-artikel ini menjadi pekerjaan yang saya sukai. Sebab, tulisan dengan pesan sebagus apa pun tanpa dikemas dengan baik dan indah, mungkin hanya akan tertata rapi di rak toko buku, tanpa ada mau menyentuhnya apalagi membelinya. Atau lebih mengenaskan lagi, tak ada penerbit yang berminat menerbitkan karya saya. Beruntung GIP memberi masukan yang berarti untuk buku saya ini, semoga ada manfaatnya. Semoga saja buku ini, meski saya merasa masih jauh dari sempurna, tapi setidaknya dapat menjadi pemicu pembaca untuk lebih semangat menggali cerita dan wawasan, serta ilmu dari buku sederhana ini. Saya berharap buku ini bisa jauh lebih bermanfaat dari ukurannya yang kecil ini. Semoga. Sobat muda muslim, buku ini mungkin kelewat sederhana. Bahkan sangat sederhana. Tapi saya mencoba mengemas dengan sedikit lebih tegas agar memiliki bobot yang sama seperti buku saya sebelumnya. Saya tetap pada pola penulisan dengan gaya bertutur yang nggak menggurui. Meski tetap saya coba masukkan unsur-unsur yang bisa memberikan kedalaman makna. Artinya, meski sederhana tema-tema yang dibahasnya, tapi saya berharap masih ada nilai bergizi tinggi untuk pemikiran dan perasaan pembaca setelah melahap buku ini. Dalam artikel yang berjumlah 28 buah dan dibagi dalam lima bab ini seluruhnya bercerita tentang “bagaimana”, bukan “mengapa”. Saya mencoba memberikan semacam solusi praktis buat teman-teman remaja yang mengalami berbagai persoalan hidupnya (paling nggak yang tergambar dalam artikel-artikel tersebut). Kalo kamu ada masalah dengan keluarga, di buku ini saya lebih memberi ruang bebas untuk menelusuri hubungan kita dengan orangtua. Terus terang saja, banyak teman remaja yang kebingungan berhadapa dengan ortu. Jangankan untuk curhat bebas tentang apa saja suasana hati kita, sekadar untuk ngobrol masalah remeh-temeh pun kita segan dan malas. Semoga dengan membaca buku ini, kita bisa menyelami apa sih yang diinginkan ortu dari kita, dan kita belajar mengkomunikasikan harapan dan keinginan kita ortu dengan rileks. Serileks dan semudah ketika kita berkomunikasi dengan teman baik kita. Sobat muda muslim, di buku ini kamu juga bakalan saya ajak untuk berselancar mengenali teman kamu. Siapa teman kamu, apa yang harus dilakukan saat berteman, dan bagaimana berpegang teguh terhadap prinsip kita ketika berbenturan dengan perbuatan teman kita. Jujur saja, berdasarkan pengalaman, seringkali kita kesulitan untuk berkata “TIDAK” kepada teman yang ngajak nggak baik. Insya Allah di buku ini kamu bisa menimbang dan mencoba tips-tips yang saya tawarkan. Saya mencoba menyelami seluruh masalah (kalo bisa) yang dihadapi teman-teman remaja. Selain masalah keluarga dan teman, remaja biasanya juga kurang pede dengan kehidupannya. Seringkali teman remaja gamang dengan hidup ini, khususnya ketika kenyataan tak sesuai dengan harapan dan keinginannya. Insya Allah di buku ini saya memberikan support buat kamu semua tentang menikmati hidup ini. Saya buatkan bab khusus untuk itu. Kamu bisa juga menjajalnya. Ini berbeda dengan buku-buku saya sebelumnya yang lebih menekankan perubahan pada pola pikir yang dilengkapi dengan solusi sistemik, karena memang inilah kunci sebuah kesadaran dan perubahan (kamu udah baca kan buku saya yang lain: Jangan Jadi Bebek, Andai Kamu Tahu, Jangan Jadi Seleb, dan Jangan Nodai Cinta). Tetapi, saya tidak akan mengabaikan pula aspek praktis. Itu sebabnya, saya mencoba memenuhi keinginan sebagian besar pembaca buku saya yang kebetulan bertanya pada acara-acara bedah buku saya di berbagai daerah. Semoga saja ini dapat membantu menemukan apa yang diharapkan teman pembaca. Bisa dibilang pula, bahwa artikel-artikel ini merupakan bentuk jawaban dari sebagian pertanyaan yang dilontarkan kepada saya. Untuk itu makasih banget buat semua pembaca buku saya, sehingga saya mampu memberikan jawaban yang relatif lebih awet karena dibukukan. Semoga buku ini menjadi pelengkap buku-buku saya yang lainnya. Sehingga kamu bisa baca lebih nikmat dan renyah tambah wawasan. Oya, saya sebenarnya sempat bingung dengan format buku ini, karena memang sangat teknis. Tapi, ketika saya membaca buku berjudul Biarkan Anak Bicara yang saya beli waktu pameran buku, saya seperti menemukan jalan lempang. Karena buku tersebut juga praktis tapi berisi normatif, dan uniknya dilengkapi dengan tips-tips singkat dan jelas. Itu sebabnya, di buku ini kamu juga akan saya bantu dengan beberapa tips singkat untuk mewujudkan harapanmu. Nggak akan banyak cerita tentang isi buku ini, lebih baik kamu baca aja deh. Insya Allah ditanggung antimanyun (pede banget ya?). Karena penjelasan yang terlalu banyak juga bikin bosen. Betul nggak seh? (ini nggak maksa kok, Bro! Hehehe
Mantan TKI Mengubah Desanya Menjadi Desa Percontohan
Subang, MI
Siapa sangka, sebuah pesantren dhuafa yang berlokasi di daerah Subang Jawa Barat yang tadinya hanya berorientasi melahirkan ahli agama dan anak-anak yang berahlak mulia, kini dapat memetamorfosis menjadi sebuah yang tempat perkumpulan yang menghasilkan enterprenuer lokal yang berorientasi internasional tanpa harus meninggalkan segi-segi ke Islaman yang hakiki.
Sebut saja Siti Bilqis, alumni pesantren Miftahul Hidayah ini bersama dengan ponpes, melakukan terobosan baru bagi orang banyak. Berbekal pengalaman, buku-buku dan sejumlah uang yang di dapat dari hasi jerih payahnya di Hongkong menjadi Tenaga Kerja Indonesia. Bilqis mencoba membuka cakrawala pemikiran masyarakat di kampungnya dengan membuka Rumah baca, agar masyarkat dan anak-anak di desanya gemar membaca. “Sebab dengan kita bisa membaca, kita dapat membuka jendela dunia dan mengetahui isinya,” jelas Bilqis.
Dengan latar belakang hidup yang pahit, Bilqis tidak ingin para tetangga atau masyarakat kampungnya turut mengalami apa yang dideritanya selama ini. Semenjak di tinggal pergi untuk selama-lamanya oleh kedua orangtuanya pada tahun 2005. Dirinya bertekad akan terus menuntut ilmu meski dirinya harus berkorban menjadi TKI di Hongkong. Sebab untuk menuntaskan pendidikannya, Bilqis harus rela membagi waktu kerjanya dengan bersekolah persamaan kejar paket C yang ada di hongkong. “ Saya masih ingat pesan kedua orangtua saya, agar saya tetap harus menamatkan sekolah. Makanya saat ada kesempatan dapat menuruskan sekolah meski persamaan paket C , saya tetap menjalaninya dengan senang,” terang mantan volunteer DD Hongkong ini.
Setelah beberapa bulan membuka rumah baca Bilqis yang berada di kampungnya Subang Jawa Barat, ternyata tanggapan para masyarakat setempat sangat antusias sekali dengan apa yang dilakukan mantan TKI Hongkong ini, terutama pimpinan pondok pesantren Miftahul Hidayah (MH). Dengan niat yang tulus untuk memajukan dan membantu mensejahtrakan umat, bersama-sama MH management, Bilqis mencoba menuangkan konsep-konsep yang terpendam selama ini.
Dimulai dari pembuatan Layanan KesehatanTerpadu (LKT) dan kursus komputer bagi para masyarakat di desa dan anak-anak ponpes setiap hari minggu pada salah satu sudut ruangan ponpes Miftahul Hidayah. Dengan di realisasikannya ide awal tersebut, tidak membuat Bilqis dan MH management merasa puas atas pekerjaannya itu. Apalagi dengan atusiasme masyarakat desa dalam merespon ide-ide Bilkis dan MH management, Bilqis segera membuat proposal bantuan kepada lembaga-lembaga resmi daerah guna membantu merealisasi ide-ide lainnya. Seperti memasok bahan baku pembuatan kripik, yang dilakukan para ibu-ibu dilingkungan pesantren. “Kita memang memperdayakan ibu-ibu di sekitar lingkungan pesantren agar dapat menambah penghasilan dari usaha pembuatan kripik singkong ini,” kata Bilqis.
Tidak sampai disitu saja inovasi yang dilakukan Bilqis bagi masyarakat, dirinya juga merambah sektor jasa resto bagi kaum dhuafa. Yang mana semua para pegawainya berasal dari para santri dan anak-anak muda desa sekitar pondok pesantren. Tidak heran, dengan kegigihannya dalam meningkatkan usaha yang digelutinya, usaha resto Bilqis dan MH management yang diberi nama kafe mandani, kini memiliki 5 cabang outlet yang tersebar di wilayah Subang Jawa Barat.
Untuk mendukung usaha restonya, Bilqis dan MH management juga membuka pasar pagi “Kampung Kuliner Fajar” yang menyediakan segala macam bentuk jajanan pagi khas kampung. Hal ini bertujuan agar masyarakat luas tahu, bahwa MH Management berfokus pada dan komitmen dengan pemberdayaan masyarakat. Bahkan jajaran Pemda Subang, termasuk Bupati, dinas Koprasi dan UMKM serta lembaga pendidikan lainnya mendukung usaha-usaha Bilqis dan MH managementnya. “ Tidak mengherankan jika desa Kiarasari terpilih oleh Dompet Dhuafa sebagai desa percobaan yang dinamakan Lumbung Desa”, bangga Bilqis.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
MENGACU PADA SEJARAH BERDIRINYA KAB KEDIRI PADA TAAANGGAL 879M DAN DI TEMUKAN ATAU NAMA DI KAB KEDIRI SEPERTI SETONO GEDONG SETONO BETEK SET...
-
Pengunduh Video Online SaveFrom.Net adalah layanan istimewa yang membantu mengunduh video atau musik dengan cepat dan gratis. Anda tidak pe...