Ramadhan
telah berlalu dan momentum introspeksi diri pun –insya Allah- telah
dilakukan. Apakah kita telah puas dengan keadaan kalbu kita ataukah merasakan
kekurangan dan melakukan perbaikan di bulan mulia tersebut? Mudah-mudahan kita
termasuk yang kedua.
Setelah kita
bersusah payah mengeluarkan dan mengorbankan waktu, tenaga dan harta milik kita
untuk merubah keadaan menjadi lebih baik dan sempurna. Perlu sekali kita
mengecek hasilnya, apakah kalbu kita telah sehat kembali ataukah masih sakit
atau malahan semakin keras –Wal’iyadzubillah-?
Unttuk itu
marilah kita kenali kesehatan kalbu kita dengan melihat kadar rasa takutnya
kepada Allah, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ
وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati (kalbu) mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal” (QS.
Al-Anfaal: 2)
Bagaimana
Menggetahui kalbu memiliki rasa takut kepada Allah?
Tentunya hal
ini dengan melihat tanda-tandanya, diantaranya adalah:
- Rasa gemetar pada tubuh dan rasa tenang pada kulit dan hati ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana Allah berfirman:
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ
كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ
رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ
هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ
هَا
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu Al-Qur’an) yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan
Kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang
disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.”
(QS. Az-Zumar: 23)
- Kekhusyu’an hati ketika berdzikir kepada Allah, sebagaimana Allah berfirman:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا
أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا
يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ
الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang
telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadiid: 16)
- Mendengarkan kebenaran dan tunduk terhadapnya, sebagaimana Allah berfirman:
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ
قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu,
meyakini bahwasanya Al-Qur’an itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman
dan tunduk hati (kalbu) mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.” (QS.
Al-Hajj: 54)
- Selalu kembali bertobat kepada Allah, Sebagaimana Allah berfirman:
مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ
وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ
“Yaitu orang yang takut kepada Tuhan yang Maha
Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati (kalbu)
yang bertaubat.” (QS. Qaaf: 33)
- Ketenangan dan kewibawaan, sebagaimana Allah berfirman:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ
فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ
جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam
hati (kalbu) orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping
keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan
bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Fath:
4)
- Berdebarnya kalbu karena cinta kaum mukminin, sebagaimana Allah berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا
بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hasyr: 10)
- Selamatnya hati dari iri dan dengki, sebagaimana Allah berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ
جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imraan: 103)
Apabila hati
kita telah demikian maka bersyukurlah kepada Allah dengan mempertahankannya dan
memeliharanya agar dapat istiqamah. Namun sebaliknya bila tanda-tanda ini belum
ada maka hendaknya banyak lagi bertaubat dan ingat dengan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam :
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ
انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“Celakalah
seorang yang menjumpai Ramadhan kemudian selesai (bulan tersebut) belum juga
diampuni” (HR at-Tirmidzi).
Mari obati
kalbu kita agar selamat didunia dan akherat.
—
Penulis:
Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel Muslim.Or.Id
Artikel Muslim.Or.Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar...asal tetap dalam koridor yang santun