Pengikut
Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan
Minggu, 25 Juli 2021
Kamis, 08 April 2021
Rabu, 23 November 2016
Minggu, 14 Juli 2013
Pembangkangan Itu Tidak Hanya Dengan Senjata Bahkan Juga Dapat Dilakukan Dengan Lisan
PEMBANGKANGAN ITU TIDAK HANYA DENGAN SENJATA BAHKAN JUGA DAPAT DILAKUKAN DENGAN LISAN
Oleh
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan.
Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan ditanya : Ada sebagian orang yang berdalil dengan hadits yang berbunyi : "Barangsiapa melihat sebuah kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu maka hendaknya ia membenci kemungkaran itu dalam hatinya, dan itu merupakan derajat keimanan yang paling lemah" . Untuk bertindak bila nasihat tidak diterima !
Jawaban.
Hadits diatas tidak menunjukkan hal tersebut. Hadits diatas dibatasi pengertiannya dengan hadits-hadits dan kaidah-kaidah syariat lainnya. Di antaranya kaidah yang berbicara tentang maslahat dan mudharat.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa seseorang boleh merubah kemungkaran dengan tangan jika dia punya wewenang dan mampu melakukannya. Pemerintah dan aparat-aparatnya wajib merubah kemungkaran dengan tangan. Selain mereka tidak berhak merubah kemungkaran dengan tangan, namun ia berhak mencegahnya dengan lisan. Jika merubah dengan lisan dapat menimbulkan mudharat, maka cukuplah ia membencinya dalam hati. Hadits ini sebenarnya membeberkan keadaan sebagian da'i yang justru berbuat menyalahi hadits tersebut. Hadits menjelaskan tingkatan dan tahapan dalam mewujudkan maslahat. Apabila merubah kemungkaran tidak menimbulkan efek negatife bahkan mendatangkan sisi positif maka itulah yang dituntut. Dan apabila merubahnya dengan lisan sudah cukup maka cukuplah merubahnya dengan lisan.
Dan jika ternyata bisa menimbulkan mudharat terhadap dirinya dan terhadap segenap kaum muslimin maka dalam kondisi demikian cukuplah membencinya dalam hati
Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan ditanya : Dalam jawaban terdahulu. Anda menyebutkan bahwa pembangkangan itu tidak hanya dengan senjata bahkan juga dapat dilakukan dengan lisan. Sudikah Anda menjelaskan masalah ini, terutama banyak sekali orang-orang khususnya para da'i yang meremehkannya. Mereka menganggapnya biasa dan bukan merupakan pembangkangan. Jika dikatakan kepadanya : " Tindakan seperti itu adalah pembangkangan!" Mereka menjawab : "Kami masih loyal dan tidak membangkang pemerintah." Mereka menganggap komentar dan pernyataan mereka itu jelas maslahatnya bagi pemerintah !
Jawaban.
Pertanyaan ini sangat penting. Sebagian saudara-saudara kita melakukan hal itu dengan i'tikad yang baik. Mereka beranggapan bahwa pembangkangan itu hanyalah dengan senjata saja. Padahal pembangkangan itu tidak hanya dilakukan dengan senjata atau dengan tindakan-tindakan anarkis yang biasa dikenal, bahkan pembangkangan lewat kalimat lebih berbahaya daripada pembangkangan dengan senjata. Karena pembangkangan dengan senjata hanyalah akibat dari pembangkangan lewat kalimat.
Kami katakan sejujurnya kepada saudara-saudara kami yang terbakar semangatnya, kami menganggap mereka punya niat baik insya Allah. Namun hendaknya mereka jangan terburu-buru dan tahan dirilah sedikit ! Sebab sikap keras dan ekstrim mereka itu akan menumbuhkan sesuatu yang negatif dalam hati mereka. Hati mereka sebenarnya masih polos dan hanya mengenal sentimen emosional. Sebagaimana tindakan mereka itu juga akan membuka pintu bagi oknum-oknum yang punya kepentingan pribadi untuk berkomentar. Melontarkan segala uneg-unegnya, baik itu haq maupun batil!
Tidak diragukan lagi bahwa pembangkangan lewat kalimat, tulisan, kaset maupun ceramah atu tabligh-tabligh akbar bertujuan memprovokasi massa, jelas merupakan cara yang tidak sesuai dengan syariat. Saya yakin, hal itu adalah cikal bakal pembangkangan dengan senjata. Saya selalu peringatkan kalian dari hal itu dengan peringatan yang sangat keras. Saya juga katakan kepada mereka : "Hendaknya kalian melihat akibat yang akan terjadi dan melihat sepak terjang orang lain yang telah menggeluti kancah ini. Agar kalian dapat melihat bencana yang menimpa masyarakat Islam. Apa sebabnya dan bagaimana asal muasalnya sehingga bisa terjadi demikian ? Jika hal itu telah kita ketahui barulah kita mengerti bahwa pembangkangan lewat kalimat atau melalui sarana-sarana informasi untuk memprovokasi massa dan membangkitkan amarah mereka adalah sebab berkobarnya fitnah di dalam hati.
Pertanyaan.
Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan ditanya : Sudah kita maklumi bahwa melibatkan orang-orang awam dalam mengemban tugas nasihat dan usaha-usaha pengerahan massa untuk menekan pemerintah adalah perbuatan terlarang. Walaupun demikian orang-orang yang menggunakan cara tersebut menganggap cara seperti itulah yang terbaik dan sesuai dengan kondisi sekarang serta membawa maslahat bagi dakwah Islam.
Jawaban.
Kata mutiara yang terkenal, yaitu : "Tidak akan menjadi baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah menjadikan baik generasi awalnnya" membantah sangkaan tersebut. Demikian pula kenyataan yang ada sekarang ini maupun dahulu menguatkan kebenaran kata mutiara tersebut !
Anggapan bahwa praktek-praktek agitasi, kampanye, pembeberan aib penguasa dan pengerahan massa untuk menekan penguasa adalah metode yang berhasil dan bermanfaat adalah anggapan yang keliru, jauh dari kebenaran dan menyalahi nash-nash syar'i. Cukuplah bagi kita penjelasan yang telah ditulis oleh para ulama dalam masalah ini. Sekiranya kita membaca buku Asy-Syari'ah karangan Al-Ajurri, yang telah meletakkan kaidah-kaidah berkaitan dengan masalah ini, atau membaca buku As-Siyasah Asy-Syar'iyyah karangan Ibnul Qayyim dan buku karangan Al-I'zz bin Abdussalam, lalu kita bandingkan dengan perbuatan sebagian orang sekarang ini niscaya kita dapati bahwa apa yang mereka serukan itu bertentangan dengan syariat. Perbuatan mereka itu hanyalah mendatangkan permusuhan dan perpecahan.
Dalam kesempatan ini akan saya bawakan sebuah kisah dari salaf umat ini yaitu Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu. Ketika melihat Utsman bin Affan menyempurnakan shalat Zhuhur dan Ashar empat rakaat di Mina beliau berkata : "Sesungguhnya dua rakaat yang makbul (diterima) lebih aku sukai daripada empat rakaat, akan tetapi aku benci perselisihan!? Walaupun demikian beliau tetap shalat bersama Khalifah Utsman bin Affan empat rakaat kendati pendapat beliau itu bersumber dari Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau mampu berdiri dihadapan manusia dan mengatakan bahwa Utsman telah menyalahi Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Utsman telah berbuat begini dan begitu ! Akan tetapi apa akibatnya nanti ? Kaum muslimin bisa terpecah belah menjadi dua atau tiga golongan atau bahkan lebih ! Masing-masing kelompok menyerang pendapat kelompok lainnya dan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Kemudian kelompok-kelompok itu saling membela dan saling bermusuhan satu sama lainnya. Akhirnya terjadilah musibah yang hanya Allah sajalah yang mengetahuinya.
Tidaklah benar pendapat bahwa pengerahan massa dan pembeberan segala sesuatunya kepada mereka adalah metode yang tepat! Walaupun barangkali hal itu dianggap maju dan sesuai dengan perkembangan zaman, akan tetapi ia jelas tidak sesuai dengan manhaj Islami yang benar. Bahkan tidak termasuk metode dakwah yang disebutkan dalam nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunah serta kaidah-kaidah umum syariat.
[Disalin dari kitab Muraja'att fi fiqhil waqi' as-sunnah wal fikri 'ala dhauil kitabi wa sunnah, edisi Indonesia Koreksi Total Masalah Politik & Pemikiran Dalam Perspektif Al-Qur'an & As-Sunnah, Terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]
Istighfar Dan Taubat
ISTIGHFAR DAN TAUBAT
Oleh
Dr. Fadhl Ilahi
Diantara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah itsighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan). Untuk itu, pembahasan mengenai pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan.
1. Hakikat Istighfar dan Taubat
2. Dalil Syar'i Bahwa Istighfar Dan Taubat Termasuk Kunci Rizki.
HAKIKAT ISTIGHFAR DAN TAUBAT
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat hanyalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mereka mengucapkan.
أَسْتَغْفِرُ اللّّهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ
"Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya".
Tetapi kalimat-kalimat diatas tidak membekas di dalam hati, juga tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya istighfar dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.
Para ulama -semoga Allah memberi balasan yang sebaik-baiknya kepada mereka- telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat.
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan : "Dalam istilah syara', taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna" [1]
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menjelaskan : "Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus menyesali perbuatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat. Ketiga syarat di atas dan Keempat, hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang tersebut. Jika berbentuk harta benda atau sejenisnya maka ia harus mengembalikannya. Jika berupa had (hukuman) tuduhan atau sejenisnya maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalasnya atau meminta ma'af kepadanya. Jika berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf"[2]
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah " Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. Dan firman Allah.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun" [Nuh/71 : 10]
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta"[3]
DALIL SYAR’I BAHWA ISTIGHFAR DAN TAUBAT TERMASUK KUNCI RIZKI
Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadits menunjukkan bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rizki dengan karunia Allah Ta'ala. Dibawah ini beberapa nash dimaksud :
1. Apa Yang Disebutkan Allah Subhana Wa Ta'ala Tentang Nuh Alaihis Salam Yang Berkata Kepada Kaumnya.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١﴾وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai". [Nuh/71 : 10-12]
Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut ini dengan istighfar.
a. Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan firman-Nya :
إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
"Sesungghuhnya Dia adalah Maha Pengampun".
b. Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma berkata (مِدْرَارًا) adalah (hujan) yang turun dengan deras.[4]
c. Allah akan membanyakan harta dan anak-anak, Dalam menafsirkan ayat (وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ ) Atha' berkata : Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian" [5]
d. Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
e. Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai.
Imam Al-Qurthubi berkata : "Dalam ayat ini, juga yang disebutkan dalam (surat Hud : 3 "Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhamnu dan bertaubat kepada-Nya) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rizki dan hujan".[6]
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata :" Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa menta'atiNya, niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, membanyakan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai diantara kebun-kebun itu (untuk kalian)".[7]
Demikianlah, dan Amirul Mukminin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu juga berpegang dengan apa yang terkandung dalam ayat-ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah Ta'ala.
Mutharif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi : "Bahwasanya Umar Radhiyallahu 'anhu keluar untuk memohon hujan bersama orang banyak. Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih[8] langit yang dengannya diharapkan bakal turun hujan. Lalu beliau membaca ayat.
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
"Mohonlah ampun kepada Tuhamu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat".[Nuh/71 : 10-11]. [9]
Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-kebun.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia berkata :"Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya, 'Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!".
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan :"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua untuk ber-istighfar. [10]. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh.
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١﴾وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai". [Nuh /71: 10-12] [11]
Allahu Akbar ! Betapa agung, besar dan banyak buah dari istighfar ! Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang pandai ber-istighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Amin, wahai Yang Mahahidup dan terus menerus mengurus mahluk-Nya.
2. Ayat Lain Adalah Firman Allah Yang Menceritakan Tentang Seruan Hud Alaihis Shalatu Was Sallam Kepada Kaumnya Agar Ber-istighfar.
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
"Dan (Hud berkata), Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa". [Hud /11: 52]
Al-Hafiz Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan : "Kemudian Hud Alaihis salam memerintahkan kaumnya untuk ber-istighfar yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya. Karena itu Allah berfirman.
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
"Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu" [12]
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan istighfar, dan mudahkanlah rizki-rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah keadan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengabulkan do'a. Amin, whai Dzat Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan.
3. Ayat Lain Adalah firman Allah.
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat". [Hud/11 : 3]
Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji-janji dari Allah Yang Mahakuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada orang yang ber-istighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya.
يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا
"Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu".
Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma adalah. 'Ia akan menganugrahi rizki dan kelapangan kepada kalian'. [13]
Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan :"Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian". [14]
Dan janji Tuhan Yang Mahamulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata :"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa ber-istighfar dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah menganugrahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditetapkan".[15]
4. Dalil Lain Bahwa Istighfar Dan Taubat Adalah Diantara Kunci-Kunci Rizki
Yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'anhuma ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ أَكْشَرَ الْاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجَا، وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَ جًَا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْشُ لاَ يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah[16] niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan dan Allah akan memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka [17]".
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara berdasarkan wahyu, Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, Yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam hatinya.
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hendaklah dia bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada!, sekali lagi hendaknya waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.
[Disalin dari kitab Mafatiihur Rizq fi Dhau’il Kitab was Sunnah, Penulis DR Fadhl Ilahi, Edisi Indonesia Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. Penerbit Darul Haq- Jakarta]
_______
Footnote.
[1]. Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata " tauba" hal. 76
[2]. Riyadhus Shalihin, hal. 41-42
[3]. Al-Mufradat fi Gharibil Qur'an, dari asal kata "ghafara" hal. 362
[4]. Shahihul Bukhari, Kitabul Tafsir, surat Nuh 8/666
[5]. Tafsir Al-Bagawi, 4/398. Lihat pula, Tafsirul Khazin, 7/154
[6]. Tafsir Al-Qurthubi, 18/302. Lihat pula, Al-Iklil fis Tinbathil Tanzil, hal. 274, Fathul Qadir, 5/417
[7]. Tafsir Ibnu Katsir, 4/449
[8]. Majadih bentuk tunggalnya adalah majdah yakni salah satu jenis bintang yang menurut bangsa Arab merupakan bintang (yang jika muncul) menunjukkan hujan akan turun. Maka Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan istighfar sama dengan bintang-bintang tersebut, suatu bentuk komunikasi melalui apa yang mereka ketahui. Dan sebelumnya mereka memang menganggap bahwa adanya bintang tersebut pertanda akan turun hujan, dan bukan berarti Umar berpendapat bahwa turunnya hujan karena bintang-bintang tersebut. (Tafsir Al-Khazin, 7/154)
[9]. Op.Cit 7/154. Lihat pula Ruh al-Ma'ani 29/72
[10]. Tafsir Al-Khazin, 7/154. Lihat pula, Ruhul Ma'ani, 29/73
[11]. Tafsir Al-Qurthubi, 18/302-303. Lihat pula Al-Muharrar Al-Wajiz, 16/123
[12]. Tafsir Ibnu Katsir, 2/492. Lihat pula, Tafsir Al-Qurthubi, 9/51
[13]. Zaadul Masiir, 4/75
[14]. Tafsir Al-Qurthubi, 9/403. Lihat pula, Tafsir Ath-Thabari, 15/229-230, Tafsir Al-Baghawi. 4/373, Fathul Qadir, 2/695 dan Tafsir Al-Qasimi, 9/63
[15]. Adhwa'ul Bayan, 3/9
[16]. مَنْ أَكْشَرَ الْاِسْتِغْفَارَ Dalam riwayat lain disebutkan مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ "Barangsiapa menetapi - dalam riwayat lain - tidak meninggalkan istighfar". Lihat, Sunan Abi Daud, 4/267, Sunan Ibni Majah, 2/339. Dan maknanya, sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abu Ath-Thayyib Al-Azhim Abadi yaitu saat terjadinya maksiat atau adanya ujian atau ada orang yang penyakitnya terus menerus, maka sungguh dalam setiap nafas ia membutuhkan kepadanya (istighfar dan taubat). Karena itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارَا كَِشِيْرًا
"Beruntunglah orang yang mendapati dalam shahifah (catatan amalnya) istighfar yang banyak". (Hadist Riwayat Ibnu majah dengan sanad hasan shahih). (Aunul Ma'bud, 4/267)
[17]. Al-Musnad, no. 2234, 4/55-56 dan lafazh tersebut adalah redaksi miliknya ; Sunan Abi Daud, Abwabu Qiyamil Lail, Tafri'u Abwabil Witr, Bab Fil Istighfar, no. 1515, 4/267 ; Kitabus Sunan Al-Kubra, Kitabu Amalil Yaumi wal Lalilah, no 10290/2,6/118 ; Sunan Ibni Majah, Abwabul Adab, Bab Al-Istighfar, no. 3864, 2/339 ; Al-Mustadrak 'alash Shahihain, Kitabut Taubah wal Inabah, 4/292.
Sebagian ahli hadits menyatakan hadits ini dha'if karena salah satu periwayatnya (cacat). (Lihat, At-Talkhish, Al-Hafizd Adz-Dzahabi, 4/262 ; Aunul Ma'bud, 4/267 ; Dha'ifu Sunan Abi Daud, Syaikh Al-Albani, hal. 149) Tetapi sanad hadits tersebut dishahihkan oleh Imam Al-Hakim (Lihat, Al-Mustadrak, 4/262). Dan Syaikh Ahmad Muhammad Syakir berkata : "Sanad hadits ini shahih" (Hamisy Al-Musnad, 4/55). Demikian sebagai jawaban atas apa yang dikatakan tentang salah seorang perawinya. Wallahu a'lam bish shawab.
Hal-Hal Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Berpuasa
HAL-HAL YANG BOLEH DILAKUKAN OLEH ORANG YANG BERPUASA
Oleh
Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi
13. Hal-Hal Yang Boleh Dilakukan Oleh Orang Yang Berpuasa
a. Mandi untuk mendinginkan badan
Diriwayatkan dari Abu Bakar bin ‘Abdirrahman, dari sebagian Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata, “Aku telah melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di al-‘Arj (nama sebuah desa yang berjarak beberapa hari perjalanan dari Madinah) sedang menyirami kepalanya dengan air, sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa, karena haus atau panas yang menyengat.”[1]
b. Berkumur dan memasukkan air ke hidung dengan tidak berlebih-lebihan
Dari Laqith bin Shabrah Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
وَبَالِغْ فِي اْلاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِمًا.
“Dan lakukanlah istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dengan sangat kecuali jika engkau dalam keadaan puasa.” [2]
c. Hijamah (berbekam)
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Bahwa Nabi pernah berbekam sedang beliau dalam keadaan berpuasa.” [3]
Akan tetapi berbekam dimakruhkan jika ia khawatir menyebabkan badan menjadi lemah. Diriwayatkan dari Tsabit al-Banani, dia berkata, Anas bin Malik pernah ditanya, “Apakah kalian membenci berbekam bagi orang yang berpuasa?” Dia menjawab, “Tidak, kecuali jika menyebabkan badan menjadi lemah.”[4]
d. Bercumbu dan berciuman bagi mereka yang mampu menahan dirinya
Telah diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, bahwa ia pernah bercerita, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mencium dan bercumbu yang saat itu beliau tengah berpuasa, hanya saja beliau adalah orang paling kuat menahan hawa nafsunya di antara kalian.” [5]
e. Bangun setelah waktu Shubuh tiba dalam keadaan junub
Berdasarkan apa yang diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu anhuma dan Ummu Salamah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mendapati fajar telah terbit sedang beliau dalam keadaan junub karena bercampur dengan isterinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.[6]
f. Melanjutkan puasa hingga waktu sahur
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu anhu, bahwasanya dia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تُوَاصِلُوا, فَأَيُّكُمْ أَرَادَ أَنْ يُوَاصِلَ فَلْيُوَاصِلْ حَتَّى السَّحَرَ, قَالُوْا: فَإِنَّكَ تُوَاصِلُ يَارَسُوْلَ اللهِ, قَالَ: لَسْتُ كَهَيْئَتِكُمْ, إِنِّى أُبِيْتُ لِي مُطْعِمٌ يُطْعِمُنِي وَسَاقٍ يُسْقِيْنِيْ.
“Janganlah kalian menyambung puasa dan barangsiapa di antara kalian ingin melakukannya, maka hendaklah ia menyambung puasanya hingga waktu sahur.” Para Sahabat bertanya, “Bukankah engkau juga menyambung puasa wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam?” Beliau menjawab, “Keadaanku tidak seperti kalian, sesungguhnya Allah telah menyiapkan aku penjaga yang akan memberiku makan dan minum.” [7]
g. Bersiwak, memakai wangi-wangian, minyak rambut, celak mata, obat tetes mata dan suntikan.
Dasar dibolehkannya semua ini adalah hukum asalnya yang terlepas dari larangan (al-Bara'ah al-Ashliyah), jika hal tersebut diharamkan bagi orang yang berpuasa niscaya Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya.
وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
“Dan tidaklah Rabb-mu lupa” [Maryam: 64]
[Disalin dari kitab Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz, Penulis Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-Khalafi, Edisi Indonesia Panduan Fiqih Lengkap, Penerjemah Team Tashfiyah LIPIA - Jakarta, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama Ramadhan 1428 - September 2007M]
_______
Footnote
[1]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2072)], Sunan Abi Dawud (VI/492, no. 2348).
[2]. Telah berlalu takhrijnya pada kitab Thaharah.
[3]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud (no. 2079)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (IV/174, no. 1939), Sunan Abi Dawud (VI/498, no. 2355), Sunan at-Tirmidzi (II/137, no. 772), dengan tambahan: “… Dan ia dalam keadaan ihram.”
[4]. Shahih: [Mukhtashar Shahiih al-Bukhari (no. 947)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari IV/174, no. 1940). Dan termasuk dalam hukum hijamah ini, donor darah, jika orang yang mendonorkan darahnya khawatir akan dirinya, maka dia tidak boleh melakukannya di siang hari kecuali jika terpaksa.
[5]. Muttafaq 'alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari IV/149, no. 1927), Shahiih Muslim (II/777, no. 1106 (25)), Sunan Abi Dawud (VII/9, no. 2365), Sunan at-Tirmidzi (II/116, no. 725).
[6]. Muttafaq 'alaihi: Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari IV/143, no. 1926), Shahiih Muslim (IV/779, no. 1109), Sunan Abu Dawud (VII/14, no. 2371), Sunan at-Tirmidzi (II/139, no. 776).
[7]. Shahih: [Shahiih Sunan Abi Dawud no. 269], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari IV/208, no. 1967), Sunan Abu Dawud (VI/487, no. 2344).
Jumat, 23 November 2012
Menyembelih Hewan Dengan Niat Menangkal Bala
أنا متزوج منذ أربع سنوات ولم أرزق بأطفال, والحمد لله تلقيت مؤخرا خبرا أن زوجتي حامل, فقمت وبناءا على نصيحة والدي بذبح ذبيحتين (فدو) وتوزيعهم على المحتاجين من المسلمين خالصا لوجه الله تعالى عني وعن زوجتي, فما حكمه في الشرع?.
Pertanyaan: "Saya telah menikah selama empat tahun dan belum dikaruniai anak satupun. Alhamdulillah, saya baru mendengar berita bahwa istri saya hamil, dan pada saran ayahku, aku menyembelih dua hewan (sebagai korban) dan dagingnya dibagi-bagi di kalangan miskin dari kaum muslimiin, murni demi Allah atas nama diri sendiri dan istri saya. Apa hukum Islam tentang itu? "
الحمد لله
إذا كان ذبحك هذا وإطعامك المحتاجين شكرا لله تبارك وتعالى: فإنه يجوز, فإن إطعام الطعام من الإحسان إلى الناس, والله تعالى يحب المحسنين.
إذا كان ذبحك هذا وإطعامك المحتاجين شكرا لله تبارك وتعالى: فإنه يجوز, فإن إطعام الطعام من الإحسان إلى الناس, والله تعالى يحب المحسنين.
Jawaban: Alhamdulillah
Jika pengorbanan dan memberi makan orang miskin ini dilakukan sebagai tindakan syukur kepada Allah, maka itu diperbolehkan. Karena memberi makan orang lain adalah termasuk perbuatan baik kepada manusia, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
وإذا كان ذبحك هذا دفعا للسوء وجلبا للخير: فإنه لا يجوز, وهذا هو المشهور عند عامة الناس من كلمة (الفدو) فهم يظنون أن في فعلهم هذا دفعا للسوء, وهم يفعلونه في حال حدوث الحوادث أو الأمراض التي تصيبهم أو تصيب بعض أفرادهم.
Tetapi jika pengorbanan Anda bertujuan untuk menangkal keburukan dan mewujudkan kebaikan, maka tidak diperbolehkan. Inilah yang dikenal di kalangan orang-orang ketika kata "pengorbanan" (fadw) digunakan, karena mereka berpikir bahwa dengan melakukan hal ini mereka akan mengusir kejahatan dan membawa kebaikan, sehingga mereka melakukan hal ini ketika kecelakaan atau penyakit terjadi pada mereka atau mereka orang- orang terkasih.
وليس الذبح في الشرع مانعا من وقوع المقدور خيرا كان أو شرا.
Dalam Islam, pengorbanan bukanlah sebagai cara menangkal apa yang telah ditetapkan oleh Allah, apakah baik atau buruk.
وقد سئل الشيخ عبد العزيز بن باز - رحمه الله - عن الذبح عند اكتمال البناء أو انتصافه فقال:
هذا التصرف فيه تفصيل, فإن كان المقصود من الذبيحة اتقاء الجن أو مقصدا آخر يقصد به صاحب البيت أن هذا الذبح يحصل به كذا وكذا كسلامته وسلامة ساكنيه فهذا لا يجوز, فهو من البدع, وإن كان للجن فهو شرك أكبر; لأنها عبادة لغير الله.
Shaykh Abdul Aziiz bin Baaz-rahimahullah-ditanya tentang menyembelih binatang ketika bangunan telah selesai dibangun atau setengah pembangunan. Dia berkata: "Tindakan ini membutuhkan pemeriksaan dan rincian lebih lanjut. Jika maksud di balik pengorbanan adalah untuk melindungi diri sendiri melawan jin atau niat lain di mana pemilik rumah bermaksud untuk mencapai sesuatu, seperti menjaga atau penghuninya aman, hal ini tidak diperbolehkan, dan itu adalah semacam bid'ah (inovasi). Jika hal itu dilakukan untuk jin maka itu adalah syirik besar, karena merupakan tindakan ibadah dilakukan untuk orang lain selain Allah.
أما إن كان من باب الشكر على ما أنعم الله به عليه من الوصول إلى السقف أو عند اكتمال البيت فيجمع أقاربه وجيرانه ويدعوهم لهذه الوليمة: فهذه لا بأس بها, وهذا يفعله كثير من الناس من باب الشكر لنعم الله حيث من عليهم بتعمير البيت والسكن فيه بدلا من الاستئجار, ومثل ذلك ما يفعله بعض الناس عند القدوم من السفر يدعو أقاربه وجيرانه شكرا لله على السلامة, فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا قدم من سفر نحر جزورا ودعا الناس لذلك عليه الصلاة والسلام. رواه البخاري (3089)
"مجموع فتاوى الشيخ ابن باز" (5/388).
Tetapi jika hal itu dilakukan sebagai tindakan syukur untuk berkat yang Allah telah berikan, seperti mencapai atap atau menyelesaikan rumah, jadi orang tersebut mengumpulkan sanak saudara dan tetangga dan mengajak mereka ke pesta ini, tidak ada yang salah dengan ini. Inilah yang dilakukan banyak orang sebagai tindakan syukur untuk berkat dari Allah, sebagaimana Dia telah memungkinkan mereka untuk membangun rumah dan hidup tinggal di dalamnya tanpa harus menyewa. Mirip dengan ini adalah apa yang beberapa orang lakukan ketika mereka kembali dari sebuah perjalanan, dan mereka mengundang kerabat dan tetangga mereka sebagai tindakan syukur kepada Allah untuk kedatangan mereka dalam kondisi aman. Sesungguhnya ketika Nabi-shallallahu alaihi wa sallam-kembali dari perjalanan dia akan mengorbankan unta dan mengundang orang untuk makan. (HR. Al-Bukhari, 3089).
وقال الشيخ محمد الصالح بن عثيمين - رحمه الله -:
ما يفعله بعض الناس إذا نزل منزلا جديدا ذبح ودعا الجيران والأقارب: هذا لا بأس به ما لم يكن مصحوبا بعقيدة فاسدة, كما يفعل في بعض الأماكن إذا نزل منزلا فإن أول ما يفعل أن يأتي بشاة ويذبحها على عتبة الباب حتى يسيل الدم عليها, ويقول: إن هذا يمنع الجن من دخول البيت, فهذه عقيدة فاسدة ليس لها أصل, لكن من ذبح من أجل الفرح والسرور: فهذا لا بأس به.
"الشرح الممتع" (7/550, 551).
والله أعلم.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimiin-rahimahullah-berkata:
"Apa yang beberapa orang lakukan ketika mereka pindah ke rumah baru dengan menyembelih binatang dan mengundang tetangga dan kerabat, itu baik-baik saja asalkan tidak disertai oleh keyakinan yang rusak, seperti yang dilakukan di beberapa tempat di mana hal pertama yang dilakukannya adalah membawa domba dan menyembelihnya di depan pintu sehingga darah akan jatuh ke atasnya, dan mereka mengatakan bahwa ini akan mencegah jin dari memasuki rumah. Ini adalah keyakinan rusak yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Tetapi jika seseorang menyembelih itu sebagai ungkapan sukacita dan kebahagiaan, tidak ada yang salah dengan itu. " [Asy-Syarh Al-Mumti '7/550-551]
Wallahu a'lam
http://islam-qa.com/ar/ref/26952
Kamis, 22 November 2012
Sembilan Faedah Tentang Adab dan Akhlaq
Sembilan Faeda Tentang Adab dan Akhlaq
ILMU ITU DIDATANGI BUKAN MENDATANGI
LINK-DISINI.COM Dari Abul Qosim at-Takafur, aku mendengar Abu Ali al-Hasan bin ‘Ali bin Bundar al-Zanjani bercerita bahwa Kholifah Harun ar-Rosyid mengutus seseorang kepada Imam Malik bin Anas agar beliau berkenan datang ke istana supaya dua anak Harun ar-Rosyid yaitu Amin dan Makmun bisa belajar agama lansung kepada Imam Malik. Imam Malik menolak perintah Kholifah Harun ar-Rosyid dan mengatakan “Ilmu agama itu didatangi bukan mendatangi.”
Untuk kedua kalinya Kholifah Harun ar-Rohsyid mengutus utusan yang membawa pesan sang Kholifah, “Kukirimkan kedua anakku agar bisa belajar agama bersama murid-muridmu.” Respons balik Imam Malik, “Silahkan, dengan syarat keduanya tidak boleh melangkahi pundak supaya bisa duduk di depan dan keduanya dimana ada tempat yang longgar saat pengajian.” Akhirnya, kedua putra kholifah tersebut hadir dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Imam Malik. (Mukhtashor Tarikh Dimasyq hlm.3769 – Syamilah)
BERSIKAP KEPADA MUSUH
Ibnu Qoyyim mengatakan, “Aku tidak mengetahui seorang yang memiliki sifat-sifat ini selain Ibnu Taimiyyah. Semoga Alloh menyucikan arwahnya.”
Salah seorang murid senior beliau pernah mengatakan,”Aku berharap bisa bersikap dengan para sahabatku sebagaimana Ibnu Taimiyyah bersikap dengan musuh-musuhnya. Aku tidak pernah mengetahui Ibnu Taimiyyah mendo’akan kejelekan untuk seorang pun dari musuh-musuhnya. Sebaliknya, beliau sering mendo’akan kebaikan untuk mereka.
Suatu hari aku menemui beliau untuk menyampaikan kabar gembira berupa meninggalnya musuh terbesar beliau sekaligus orang yang paling memusuhi dan paling suka menyakiti beliau.Mendengar berita yang kusampaikan,beliau membentakku,menyalahkan sikapku, dan mengucapkan istriraj (inna lillahi wa inna ilahi roji’un).
Kemudian beliau bergegas pergi menuju rumag orang tersebut. Beliau lantas menghibur keluarga yang ditinggal mati. Bahkan beliau mengatakan,’Aku adalah pengganti beliau untuk kalian. Jika kalian memerlukan suatu bantuan pasti auku akan membantu kalian’. Dan ucapan semisal itu. Akhirnya mereka pun gembira, mendo’akan kebaikan untuk Ibnu Taimiyyah tersebut. Semoga Alloh menyayangi dan meridhoi Ibnu Taimiyyah.” (Madarij as-Salikin karya Ibnu Qoyyim:2/328-329. Tahqiq Imad ‘ Amir, terbitan Darul Hadist, Kairo, cet.pertama 1326 H)
TIDUR SETELAH SHOLAT ASAR
Pertanyaan,”Ada orang yang bilang bahwa tidur setelah mengerjakan sholat asyar hukumnya haram.Benarkah itu?”
Jawaban Lajnah Da’imah,”Tidur setelah sholat asar adalah kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian orang. Hukumnya adalah boleh karena hadist-hadist mengenai larangan tidur setelah Asar tidaklah tergolong hadist yang shohih.”
Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin baz selaku ketua Lajnah Da’imah, Abdulloh bin Ghodayan, Shohih al-Fauzan, Abdul Aziz alu Syaikh, dan Bakr Abu Zaid masing-masing sebagai anggota. (Fatawa Lajnah Da’imah yang dikumpulkan oleh Syaikh Ahmad bin al-Jami’ hlm. 147-148, terbitan Ulin Nuha lil Intaj, Kairo)
JANGAN BERSISIR SETIAP HARI
Dari Humaid bin Abdurrohman al-Himyari berkata, “Aku berjumpa dengan seorang yang menjadi sahabat Nabi selama empat tahun sebagaimana Abu Huroiroh beliau mengatakan, ‘Rosululloh melarang kami untuk bersisir setiap hari.”
Ketika menjelaskan masalah larangan bersisir setiap hari, Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad mengatakan, “Yang dimaksud oleh hadist adalah isyarat agar kita menjahui hudup bersenang-senang dan janganlah kita hanya disibukkan untuk mengurusi penampilan, hanya sibuk berdandan, dan semisalnya. Hendaklah seseorang bersikap pertengahan, tidak meremehkan penampilan fisiknya, tidak pula menghabiskan waktunya hanya agar bisa tampil dengan penampilan menarik. Kesibukan semisal ini berarti hidup hanya diisi dengan senang-senang yang merupakan tintakan tercela (Pen.) – dan menyebabkan orang tersebut tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas bermanfaat selainnya.”
Lanjtnya,”Jadi bersisir setiap hari yang terlarang adalah bersisir tanpa ada kebutuhan atau kondisi darurat yang mengharuskan untuk bersisir. Sebab itu, jika seseorang bekerja atau beraktivitas yang lain itu rambutnya acak-acakan ataupun berdebu atau permasalahan rambut lainnya maka tidaklah mengapa bagi orang tersebut untuk bersisir setiap hari.” (Syarh Sunan Abu Dawud hlm.1/156 – Syamilah )
PENGARUH NAMA
Suatu hari Umar bin al-Khoththob menanyai seseorang tentang namanya maka dia menjawab,”Namaku Jamroh (yang maknanya adalah barang api),” “Siapa nama bapakmu?” lanjut Umar “Syihab (cahaya api).” Jawab orang tersebut.” Dimana rumahmu?” tanya Umar. Jawaban orang tersebut, “Di daerah yang bernama Harrah an-Nar(panasnya api).” “Tempatnya di daerah mana?” sambung Umar. “Suatu tempat namanya Dzat Lazha (yang memiliki nyala api),” kata orang tersebut. Pada akhirnya Umar berkata, “Pulanglah, sungguh rumahmu telah terbakar.” Orang itu langsung pulang dan dujumpai rumahnya terbakar sebagaimana yang dikatakan oleh Umar.(Mukhtashor Zadul Ma’ad karyaSyaikhMuhammad bin Abdul Wahhab, tahqiq Basyir Muhammad ‘Uyum, hlm. 111, terbitan Maktabah Darul Bayan,Damaskus,cet. Pertama,1413 H)2
DIANGGAP SUNNAH NABI PADAHAL BUKAN
Banyak orang beranggapan bahwa menduduki bagian dalam telapak kaki kiri dan menegakkan betis kaki kanan (jegang,Jawa) ketika makan adalah suatu hal yang dianjurkan karena itulah yang Nabi lakukan. Ini adalah anggapan yang kurang tepat karena hadits yang menjadi dasar anggapan ini adalah hadits yang lemah.
Tentang tata cara duduk seperti itu al-Hafizh al-‘Iraqi mengatakan: Diriwayatkan oleh Abul Hasan bin al-Muqri dalam kitabnya yang berjudul al-Syama’il dengan redaksi ,”Kebiasaan Nabi jika duduk untuk makan beliau memilih posisi duduk orang yang gelisah dengan menjadikan lutut kaki kiri sebagai tumpuan agar mudah bangkit berdiri dan menegakkan betis kaki kanan kemudian mengatakan,’Aku hanyalah seorang hamba.Aku makan sebagaimana seorang hamba sahaya makan dan aku berbuat sebagaimana seorang hamba sahaya berbuat.’ “Namunj, sanadnya lemah.3
TIDAK SEMUA TEPUK TANGAN TERLARANG
Pertanyaan, “Apa hukum tepuk tangan untuk
Laki-laki di acara seminar dan berbagai pertandingan?”
Jawaban Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, “Tepuk tangan untuk laki-laki itu ada tiga kategori:
Pertama, tepuk tangan yang dijadikan sebagaimana yang dilakuakan oleh orang-orang musrik di dekat Ka’bah. Tepuk tangan jenis ini jelas hukumnya haram. Alloh berfirman yang artinya, “Sholat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan” (QS al Anfal:35)
Kedua, tepuyk tangan yang dijadikan sebagai hiburan. Tepuk tangan jenis ini terlarang, boleh jadi hukumnya haram, minimal hukumnya adalah makruh.
Ketiga, tepuk tangan yang dijadikan sebagai penyemangat. Artinya ada kebiasaan yang dimasyarakat bahwa orang yang mendapat aplaus akan semangat untuk melakukan apa yang sedang dia lakukan. Tepuk tangan jenis ini hukumnya adalah tidak mengapa karena hukum asal untuk perkara non ibadah adalah halal mubah.
Betapa gembiranya seorang siswa yang mendapatkan aplaus ketika memberikan jawaban yang benar dalam kelas, Yang aku maksudkan adalah siswa sekolah dasar, sedangkan kalian para mahasiswa, tepuk tangan tidaklah penting bagi kalian. Betapa senangnya siswa tersebut. Boleh jadi dia akan loncat-loncat karena perasaan gembira yang tidak karuan. Apakah hal semacam ini kita larang tanpa dalil?!
Adapun hadits Nabi, ‘Tepuk tangan itu untuk perempuan sedangkan bacaan tasbih itu untuk laki-laki,’4 hadits ini berlaku dalam sholat (bukan dalam semua keadaan).”
(Fatwa ini beliau sampaikan pada sesi tanya jawab setelah berceramah dihadapan para mahasiswa Jami’ah al-Iman Ibnu Su’ud di Riyadh yang dilaksanakan di masjid universitas. Silakan baca buku Washoya wa Taujihat li Thullabil Ilmi yang dikumpulkan oleh Prof. Dr. Sulaiman bin Abdulloh bin Hamud Abu al-Khoil, Rektor Jami’ah al-Iman Ibnu Su’ud saat ini, hlm. 65, terbitan Dar Ibnul Haitsam Kairo, cet. Pertama, 1426 H)
JAM TANGAN DI TANGAN KIRI, HARAM ?
Syaikh Ibnu Baz mengatakan,”Tentang jam tangan, boleh dipakai di tangan kanan, boleh pula di tangan kiri. Dalam hadist yang shohih disebutkan bahwa Nabi terkadang memakai cincin di tangan kiri. Ini menunjukan adanya kelonggaran dalam masalah ini. Jam tangan itu semisal dengan cincin. Jika dipakai di tangan kanan atau tangan kiri hukumnya adalah tidak mengapa.”5
Ibnu Utsaimin mengatakan,”Ketahuilah bahwa ketika muncul jan tangan banyak orang yang memakainya di tangan kiri dengan pertimbangan gerak tangan kanan tidak terganggu dengan adanya jam tangan. Jika ada jam tangn di tangan kanan maka orang akan kerepotan untuk beraktivitas. Aktivitas tangan kanan itu lebih banyak dari pada tangan kiri. Kebutuhan orang untuk menggunakan tangan kanan itu lebih banyak sehingga mereka meletakkan jam tangan ditangan kiri itulah yang lebih nyaman. Disamping itu, biasanya orang itu beraktivitas dengan tangan kanan sehinga tidak menutup kemungkinan jam tangan bisa rusak dikarenakan benturan jika diletakkan di tangan kanan. Karena beberapa pertimbangan tersebut, banyak orang memilih untuk meletakkan jam tangan di tangan kiri.
Ada orang yang berprasangka bahwa yang lebih baik adalah meletakkan jam tangan di tangan kanan dengan alasan mengutamakan tangan kanan dari pada tangan kiri. Namun, prasangka ini tidak dibangun landasan yang benar karena terdapat hadits shohih dari Nabi bahwa Nabi memakai cincin di tangan kanan terkadang di tangan kiri.
Boleh jadi kita katakan bahwa memakai cincin di tanagn kiri itu yang lebih baik supaya lebih mudah dilepasnya – jika diperlukan – dengan menggunakan tangan kanan. Jam tangan itu lebih tepat jika disamakn dengan cincin. Sebab itu, menggunakan jam tangan di tangan kanan itu tidaklah lebih baik dari pada menggunakan jam tangan di tangan kiri dan sebaliknya. Jadi, ada kelonggaran dalam masalah memakai jam tangan. Jika anda mau bisa anda letakkan di tangan kanan, bisa juga Anda letakkan di tangan kiri. Semuannya hukumnya adalah tidak mengapa.” (Syarh Riyadhush Sholihin Jilid 4 hlm. 176-177, terbitan Madrun Wathon, Riyadh, cet.1426 H) di kutip : Majalah al-FURQON
Selasa, 13 November 2012
Akhirnya Barat Pun Menyeru Untuk Meninggalkan Zina
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً (32)
”Dan janganlah kamu mendekati zina.”(QS. Al-Isra’ : 32]
Dalam penelitian ilmiah akhir-akhir ini, para ilmuwan menyerukan kepada masyarakat untuk menjauhkan diri dari praktek perzinaan, agar mendapatkan kehidupan yang bahagia, tenang dan terbebas dari penyakit.
Ketika kebangkitan ilmiah dan pemikiran atheisme menguasai (mengendalikan) perilaku manusia, para ilmuwan memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan yang tidak beradab (zina) dengan berbagai macam jenisnya, dengan anggapan bahwa hal itu adalah perwujudan dari kebebasan individu. Maka mulailah manusia melakukan zina dan perilaku seks menyimpang dengan terang-terangan, dan bersamaan dengan itu pula mulai muncul dan tersebar dengan pesat penyakit-penyakit kelamin yang membinasakan.
Dan penyakit AIDS menguasai/menyerang mereka yang melakukan perbuatan keji ini (zina/seks bebas). Dan para ilmuwan pun tidak mampu untuk menemukan obat yang manjur untuk mengobati penyakit ini. Maka menjadi suatu keharusan bagi mereka untuk memulai kampanye penyadaran untuk menjelaskan bahaya-bahaya zina dan masalah-masalah yang ditimbulkan olehnya dari sisi kesehatan, kejiwaan dan sosial. Di sana banyak terjadi masalah keluarga yang menghancurkan bahtera rumah tangga, kerusakan tatanan masyarakat, dan bahkan bisa menyebabkan bunuh diri. Kesemuanya itu disebabkan zina.
Sekalipun sudah jutaan dollar yang dikeluarkan untuk menjauhkan manusia dari zina, atau sekedar untuk meminimalisir fenomena buruk ini, hanya saja para imuwan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk memberlakukan kurikulum pengetahuan dan pendidikan seksual bagi para siswa di sekolah menjelang usia baligh, sebagai usaha dari mereka (para ilmuwan) untuk menimalisir fenoma berbahaya ini.
Dan kurikulum pendidikan ini diajarkan kepada para siswa di Amerika dan Eropa. Pemberlakuan kurikulum ini sesuai dengan standar terbaru, dan berdasarkan hasil penelitian, kajian, dan ujicoba ilmiah tersebut mereka pun sampai pada suatu kesimpulan yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk meminimalisir (mengurangi) banyaknya praktek perzinaan adalah dengan menasehati para siswa untuk menjauhi dari zina dan melarang/mencegah mereka dari melakukannya.
Departemen pendidikan di New York menegaskan bahwa program ini dimulai dengan pendidikan tentang seks pada tingkat pendidikan menengah, dan bahwasanya program ini menyediakan pengarahan-pengarahan yang mendalam dan menyampaikan kepada para sisiwa program "Menahan diri dari hubungan seks."
Penasihat Departemen Pendidikan New York, Dennis Walcott mengatakan:”Sesungguhnya program "Menahan diri dari hubungan seks" termasuk bagian penting dari kurikulum pendidikan seks secara keseluruhan .. Tapi "Kita memiliki tanggung jawab juga untuk memastikan bahwa para remaja yang memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seks mengerti (paham), akan konsekuensi (akibat) dari tindakan mereka."
Selain program opsional, Departemen Pendidikan di New York juga memberlakukan kewajiban pendidikan seks kepada semua sekolah pada musim semi tahun 2012.
Walikota New York Michael Bloomberg mengatakan:"Kita memiliki beban tanggung jawab, jika prosentase kelahiran tinggi dan tingkat penyakit menular seksual juga tinggi, seperti apa yang kami rasakan di kota, maka anda harus mencoba untuk melakukan sesuatu .....Aib (celaan) akan menimpa kita jika kita tidak melakukan sesuatu (untuk mengatasinya)."
Dan oleh sebab itu, kurikulum pendidikan seksual di USA berisi dua tema yang mendasar (inti):
1. Mencegah diri sendiri dari perbuatan zina dan menggantinya dengan menikah. Maksudnya para ilmuwan tersebut menetapkan kurikulum yang keras dan tegas agar para siswa tidak melakukan praktek perzinaan.
2. Memberikan wawasan kepada para siswa tentang keburukan zina, dan masalah-masalah sosial yang ditimbulkan olehnya, serta penyakit-penyakit yang menimpa siapa saja yang menempuh jalan ini (zina).
Sekarang marilah kita cermati, bagaimana al-Qur’an menyikapi permasalahan ini?
Para ilmuwan –setelah menyebarnya penyakit seks menular- sampai kepada suatu kesimpulan yang berisi peringatan kepada manusia, dan larangan kepada mereka dari mendekati zina. Dan juga pemberian wawasan kepada masyarakat tentang keburukan zina, dampaknya yang buruk, dan akibat-akibat yang mengerikan yang menimpa orang-orang yang menempuh jalan ini (zina).
Al-Qur’an telah merangkumkan kepada kita hasil-hasil kajian (penelitian) ilmiah yang mereka (orang Barat) baru mencapainya setelah abad ke 21. Al-Qur’an merangkumkannya kepada kita hanya dengan satu ayat, namun ia mencakup hasil kajian mereka tersebut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
: (وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً) [الإسراء: 32]
”Dan janganlah kamu mendekati zina! sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32]
Ayat ini tersusun dari dua hal:
1. Melarang manusia dari praktek perzinaan, dalam firman-Nya:
(وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا)
”Janganlah kalian dekati zina”
Dan ini adalah slogan yang diseruka oleh para ilmuwan sekarang ini. Subhanallah
2. Memberikan wawasan kepada manusia tentang keburukan zina, dan akibat-akibat berbahaya yang ditimbulkan olehnya di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
(إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً(
“ Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa’: 32).
Dan ternyata para ilmuwan menetapkan bahwa seburuk-buruk jalan yang mungkin ditempuh manusia adalah jalan zina dan perilaku penyimpangan seksual, dikarenakan akibat yang ditimbulkan olenya berupa penyakit yang mematikan, kerusakan masyarakat, dan kegoncangan-kegoncangan kejiwaan.
Dan akhirnya kami katakan:”Bukankah al-Qur’an adalah sebuah kitab yang indah, ketika mengantarkan kita kepada hasil yang sama yang telah dicapai oleh para ilmuwan belakangan ini? Apakah tidak sepantasnya bagi kita untuk mengikuti al-Qur’an yang telah meringankan kita dari jerih payah penelitian dan proses menunggu hasil peneltian dalam jangka waktu yang lama. Dan ia (al-Qur’an) telah memberikan kepada kita pengajaran-pengajaran yang jelas, sudah teruji dan benar? Jadi kenapa kita tidak mengikuti pengajaran Islam, dan kenapa kita tidak merasa yakin akan keakuratan dan keselamatannya (pengajaran Islam), dan bahwasanya ia dapat merealisasikan (mewujudkan) kemaslahatan dan keselamatan kita?” Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ) [آل عمران: 85]
”Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imraan: 85)
Wallahu A’lam
Sumber: www.kaheel7.com/ar, www.alsofwah.or.id
Publikasi: artikellink-disini.com.blogspot.com
Minggu, 11 November 2012
Prinsip akidah Seorang Muslim
Prinsip akidah Seorang Muslim
oleh Muhammad Abduh TUASIKAL
Para ulama sering menjelaskan Tiga Prinsip Yang harus jadi pegangan setiap muslim. Acute Prinsip inisial dipegang, barulah besarbesaran disebut muslim sejati.
Para ulama mengatakan, Islam adalah:
الاستسلام لله بالتوحيد والانقياد له بالطاعة والبراءة من الشرك وأهله
" Berserah Diri PADA Artikel Baru mentauhidkan Allah-Nya, patuh kepada-Nya Artikel Baru melakukan ketaatan Dan berlepas Diri Bahasa Dari syirik Dan pelaku syirik. "
Prinsip PERTAMA: Berserah Diri PADA Allah Artikel Baru bertauhid
Maksud Prinsip inisial adalah beribadah kepada Allah semata murni, tidak PADA Yang Before. Siapa Yang tidak berserah kepada Allah Diri, Maka besarbesaran termasuk orangutan-orangutan Yang sombong. Begitu pula orangutan Yang berserah Diri PADA Allah JUGA PADA selain-Nya (artinya: Allah ITU diduakan Illustrasi ibadah), Maka besarbesaran disebut musyrik. Yang berserah Diri PADA Allah semata, itulah Yang disebut muwahhid(Ahli tauhid).
Tauhid adalah mengesakan Allah Illustrasi ibadah. Sesembahan ITU beraneka ragam, orangutan Yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai Satu-satunya sesembahan. Allah Ta'ala berfirman,
وما أمروا إلا ليعبدوا إلها واحدا لا إله إلا هو سبحانه عما يشركون
" Padahal mereka hanya disuruh menyembah tuhan Yang Esa, tidak ADA tuhan (Yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah bahasa Dari APA Yang mereka persekutukan "(QS. At Taubah: 31)..
Begitu pula Allah Ta'ala berfirman,
وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة
" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah memurnikan ibadah kepada Artikel Baru-Nya Illustrasi (menjalankan) Agama Yang lurus, Dan supaya mereka mendirikan shalat menunaikan zakat Dan, Dan Yang demikian itulah Agama Yang lurus . "(QS. Al Bayyinah: 5).
Illustrasi ayat Lain, Allah menyebutkan mengenai Islam sebagai Agama Yang lurus,
إن الحكم إلا لله أمر ألا تعبدوا إلا إياه ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس لا يعلمون
" Hukum ITU hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.Itulah Agama Yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. "(QS. Yusuf: 40). Inilah Yang disebut Islam. Sedangkan Yang berbuat syirik Dan Inginnya melestarikan syirik Atas NAMA Tradisi, tentu Saja tidak berprinsip seperti ajaran Islam Yang dituntunkan.
Prinsip kedua: Taat kepada Allah Artikel Baru melakukan ketaatan
Orang Yang bertauhid berarti berprinsip pula menjalankan perintah Allah Dan menjauhi Larangan-Nya. Ketaatan berarti menjalankan perintah Dan menjauhi Larangan. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah ITU diesakan Illustrasi ibadah) Tanpa ADA amal.
Prinsip SIBOR: Berlepas Diri Bahasa Dari syirik Dan pelaku syirik
Tidak cukup seseorang berprinsip Artikel Baru doa Prinsip di Atas. Tidak cukup hanya beribadah kepada AGLOCO Allah Saja, besarbesaran JUGA harus berlepas Diri Bahasa Dari syirik Dan pelaku syirik. Jadi Prinsip seorang muslim adalah besarbesaran meyakini batilnya kesyirikan Dan besarbesaran pun mengkafirkan orangutan-orangutan musyrik. Seorang muslim harus membenci Dan memusuhi mereka karena Allah. Karena Prinsip seorang muslim adalah mencintai APA Dan siapa Yang Allah cintai Dan membenci APA Dan siapa Yang Allah Benci.
Demikianlah dicontohkan oleh Ibrahim 'alaihis salam di mana beliau Dan orangutan-orangutan Yang Bersama beliau [1] berlepas Diri bahasa Dari orangutan-orangutan musyrik. Saksikan PADA ayat,
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم والذين معه إذ قالوا لقومهم إنا برآء منكم ومما تعبدون من دون الله
" Sesungguhnya telah ADA suri tauladan Yang BAIK PADA bagimu Ibrahim Dan orangutan-orangutan Yang Bersama Artikel Baru diameter, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya Kami berlepas Diri daripada kamu daripada bahasa Dari Apa Yang kamu sembah selain Allah. "(QS. Al Mumtahanah: 4).Ibrahim berlepas Diri Bahasa Dari orangutan musyrik Dan sesembahan mereka.
كفرنا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا بالله وحده
" Kami ingkari (kekafiran) mu Dan telah Kami ANTARA Nyata Dan kamu permusuhan Dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah Saja . "(QS. Al Mumtahanah: 4).
Illustrasi ayat Lain disebutkan pula,
لا تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الآخر يوادون من حاد الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشيرتهم
" Kamu Tak Akan mendapati kaum beriman Yang PADA Allah Dan Hari akhirat, saling berkasih-sayang Artikel Baru orangutan-orangutan Yang menentang Allah Dan Rasul-Nya, sekalipun orangutan-orangutan ITU bapak-bapak, atau Anak-anak atau Saudara-saudara ataupun Keluarga mereka . "(QS. Al Mujadilah: 22).
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا آباءكم وإخوانكم أولياء إن استحبوا الكفر على الإيمان ومن يتولهم منكم فأولئك هم الظالمون
" Hai orangutan-orangutan beriman, Janganlah kamu jadikan bapak-bapak Dan Saudara-saudaramu menjadi wali (mu), Acute mereka lebih mengutamakan kekafiran Atas keimanan Dan siapa di ANTARA kamu Yang menjadikan mereka wali, Maka mereka itulah orangutan-orangutan Yang zalim . " (QS. At Taubah: 23).
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا عدوي وعدوكم أولياء
" Hai orangutan-orangutan Yang beriman, Janganlah kamu mengambil musuh-Ku Dan musuhmu menjadi Teman-Teman setia. "(QS. Al Mumtahanah: 1).
Demikianlah Tiga Prinsip agar disebut muslim sejati, yaitu bertauhid, melakukan ketaatan Dan berlepas Diri Bahasa Dari syirik Dan pelaku syirik.
Semoga Allah memudahkan kitd menjadi Hamba-hambaNya Yang bertauhid.
(*) Dikembangkan bahasa Dari tulisan Syaikhuna-guru kami-Dr Sholih bin Fauzan bin 'Abdillah Al Fauzan -hafizhohullah - Illustrasi kitab " Durus fii Syarh Nawaqidhil Islam ", terbitan Maktabah Ar Rusyd, years 1433 H, hal. 14-16.
Masa Muda Foya-Foya, Mati Masuk Surga?
Masa Muda Foya-Foya, Mati Masuk Surga?
oleh Ibnu Ismail bin Ibrahim
Oleh: Muhammad Abduh TUASIKAL . Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu 'ala Rasulillah wa' ala alihi wa shahbihi wa sallam Waktu Muda, kata sebagian orangutan adalah waktu untuk Foya-Foya Hidup, Masa untuk bersenang-Senang. Sebagian mereka mengatakan, "Kecil dimanja, Muda Foya-Foya, Tua kaya raya, mati masuk Surga Dan." Inilah guyonan sebagian pemuda. Bagaimana mungkin waktu Muda Foya-Foya, amalan sholeh Tanpa, Lalu mati Bisa masuk Surga Sungguh Hal inisial dapat kitd katakan sangatlah mustahil. [?] Untuk masuk Surga pastilah ADA sebab Dan tidak mungkin hanya Artikel Baru Foya-Foya seperti ITU. Semoga melalui Risalah inisial dapat membuat para pemuda Sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya Artikel Baru sebaik-baiknya. Hanya Allah-lah PADA klien untuk membuka posisi Kami bersandar Dan berserah Diri. Wahai Pemuda, Hidup Di Dunia Hanyalah SEMENTARA Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menasehati seorang sahabat Yang tatkala ITU berusia Muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu Umar radhiyallahu' anhuma. ( Syarh Al Arba'in An Nawawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, 294). Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam memegang pundaknya Lalu bersabda, كن في الدنيا كأنك غريب, أو عابر سبيل "Hiduplah engkau di Dunia inisial seakan-Akan sebagai orangutan Asing atau pengembara." (HR. Bukhari no. 6416) Lihatlah nasehat Yang Ulasan Sangat Bagus Sekali Bahasa Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat Yang Masih berusia Belia. Ath Thibiy mengatakan, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memisalkan orangutan Yang Hidup di Dunia inisial Artikel Baru orangutan Asing ( al ghorib ) Yang tidak memiliki klien untuk membuka posisi berbaring Dan klien untuk membuka posisi tinggal. Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan lebih Lagi yaitu memisalkan Artikel Baru pengembara. Orang Asing dapat tinggal di Negeri mata uang. Hal inisial berbeda Artikel Baru seorang pengembara Yang bermaksud Menuju Negeri Yang JAUH, di Kanan kirinya terdapat Lembah-Lembah, Akan ditemui klien untuk membuka posisi Yang membinasakan, diameter Akan melewati padang Pasir Yang menyengsarakan Dan JUGA terdapat perampok. Orang seperti inisial tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar Sekali, sekejap mata "(dinukil Dari. Fathul Bariy , 18/224) Negeri Asing Dan klien untuk membuka posisi pengembaraan Yang dimaksudkan Illustrasi hadits inisial adalah Dunia Dan tujuannya adalah akhirat Negeri. Jadi, hadits inisial mengingatkan kitd Artikel Baru kematian sehingga kitd jangan berpanjang Angan-Angan. Hadits inisial JUGA mengingatkan kitd supaya mempersiapkan Diri untuk Negeri akhirat Artikel Baru amal sholeh. (Lihat Fathul Qowil Matin ) Dalam, hadits Before, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ما لى وما للدنيا ما أنا فى الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها "Apa peduliku Artikel Baru Dunia?! Tidaklah Aku tinggal di Dunia melainkan seperti musafir Yang berteduh di Bawah Pohon Dan beristirahat, Lalu musafir nihil meninggalkannya ". (HR. Tirmidzi no 2551.. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani Dalam, Shohih wa Dho'if Sunan At Tirmidzi ) 'Ali bin Abi Tholib radhiyallahu 'anhu JUGA memberi petuah kepada kitd, ارتحلت الدنيا مدبرة, وارتحلت الآخرة مقبلة, ولكل واحدة منهما بنون, فكونوا من أبناء الآخرة, ولا تكونوا من أبناء الدنيا, فإن اليوم عمل ولا حساب, وغدا حساب ولا عمل "Dunia ITU Akan pergi menjauh . Sedangkan akhirat Akan mendekat. Dunia Dan akhirat tesebut memiliki Anak. Jadilah Anak-anak akhirat Dan Janganlah Kalian menjadi Anak Dunia. Hari inisial (di Dunia) adalah Hari beramal Dan bukanlah Hari perhitungan (hisab), sedangkan Besok (di akhirat) adalah Hari perhitungan (hisab) Dan bukanlah Hari beramal ". (HR. Bukhari secara mu'allaq -Tanpa sanad-)Manfaatkanlah Waktu Muda, Sebelum Datang Waktu Tuamu Lakukanlah lima Hal sebelum terwujud lima Hal Yang Lain. Bahasa Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu' alaihi wa sallam bersabda, اغتنم خمسا قبل خمس: شبابك قبل هرمك و صحتك قبل سقمك و غناك قبل فقرك و فراغك قبل شغلك و حياتك قبل موتك "Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu Datang sebelum waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum sakitmu Datang waktu, [3] Masa kayamu sebelum Masa Datang kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum Masa Datang sibukmu, [5] Hidupmu sebelum kematianmu Datang ". (HR. Al Hakim Illustrasi Al Mustadrok nya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy Illustrasi Pada Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim Hadits inisial dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani Illustrasi. Al Jami 'Ash Shogir ) Waktu mudamu sebelum tuamu Datang waktu, maksudnya: "Lakukanlah ketaatan ketika Illustrasi kondisi KUAT untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum Datang Masa Tua renta ". Waktu sehatmu sebelum sakitmu Datang waktu, maksudnya: "Beramallah di waktu Sehat, sebelum Datang waktu Yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu Sakit". Masa luangmu sebelum Masa Datang sibukmu, maksudnya : "Manfaatkanlah kesempatan (waktu luangmu) di Dunia inisial sebelum waktu sibukmu Datang di akhirat Nanti. Dan Mutasi kehidupan akhirat adalah di alam Kubur ". Masa kayamu sebelum Masa Datang kefakiranmu, maksudnya: "Bersedekahlah Artikel Baru kelebihan hartamu sebelum Datang Bencana Yang dapat merusak harta nihil, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di Dunia maupun akhirat". Hidupmu sebelum Datang kematianmu, maksudnya : ". Lakukanlah sesuatu Yang MANFAAT untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun Yang mati, Maka Akan terputus amalannya" Al Munawi mengatakan, فهذه الخمسة لا يعرف قدرها إلا بعد زوالها "Lima Hal inisial (waktu Muda, Masa Sehat Masa luang, Masa kaya Dan waktu ketika hidup) barulah seseorang Betul-Betul mengetahui nilainya Penghasilan kena pajak kelima Hal nihil Hilang ". ( At Taisir Bi Syarh Al Jami 'Ash Shogir , 1/356) Benarlah kata Al Munawi. Seseorang Baru ingat kalau diameter diberi nikmat Sehat, ketika diameter merasakan Sakit. Dia Baru ingat diberi kekayaan, Penghasilan kena pajak Jatuh Miskin. Dan diameter Baru ingat memiliki waktu Semangat untuk beramal di Masa Muda Penghasilan kena pajak diameter Nanti berada di USIA senja Yang Sulit beramal.Penyesalan tidak ADA gunanya Acute seseorang hanya melewati Masa nihil Artikel Baru sia-sia. Orang Yang Beramal Di Waktu Muda Akan Bermanfaat Untuk Waktu Tuanya Dalam, surat At Tiin, Allah telah bersumpah Artikel Baru Tiga klien untuk membuka posisi diutusnya para Nabi 'Ulul Azmi yaitu [1] Baitul Maqdis Yang terdapat buah timah Dan Zaitun-klien untuk membuka posisi diutusnya Nabi 'Isa' alaihis salam-, [2] Bukit Sinai yaitu klien untuk membuka posisi Allah berbicara Artikel Baru Langsung Nabi Musa 'alaihis salam, [3] Negeri Mekah Yang Aman, klien untuk membuka posisi diutus Nabi Muhammad Shallallahu kitd' alaihi wa sallam. Penghasilan kena pajak bersumpah Artikel Baru Tiga klien untuk membuka posisi nihil, Allah Ta'ala berfirman pun, لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم (4) ثم رددناه أسفل سافلين (5) إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Dalam, bentuk Yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan diameter Ke klien untuk membuka posisi Yang Serendah-rendahnya. Kecuali orangutan-orangutan Yang beriman Dan mengerjakan amal saleh, Maka BAGI mereka Pahala Yang tiada Putus-putusnya ". (QS. At Tiin [95]: 4-6) Maksud ayat "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia Dalam, bentuk Yang sebaik-baiknya" ADA Empat Pendapat. Di ANTARA Pendapat nihil adalah "Kami telah menciptakan manusia sebaik-baiknya Artikel Baru sebagaimana di waktu Muda yaitu Masa KUAT Dan Semangat untuk beramal." Pendapat inisial dipilh oleh 'Ikrimah. "Kemudian Kami kembalikan diameter Ke klien untuk membuka posisi Yang Serendah-rendahnya". * Menurut Ibnu ' Abbas, 'Ikrimah, Ibrahim Dan Qotadah, gigi Adh Dhohak, Yang dimaksudkan Artikel Baru bagian ayat inisial adalah "dikembalikan Ke Masa Tua renta Penghasilan kena pajak berada di Muda USIA, atau dikembalikan di Masa-Masa tidak Semangat untuk beramal Penghasilan kena pajak sebelumnya berada di Masa Semangat untuk beramal ". Masa Tua adalah Masa tidak Semangat untuk beramal. Seseorang Akan melewati Masa Kecil, Masa Muda, Dan Masa Tua. Masa Kecil Dan Masa Tua adalah Masa Sulit untuk beramal, berbeda Artikel Baru Masa Muda. Sebuah mengatakan Nakho'i, "Acute seorang mukmin berada di USIA senja Dan PADA SAAT ITU Ulasan Sangat Sulit untuk beramal, Maka Akan dicatat untuknya Pahala amal sebagaimana Yang Dulu dilakukan PADA SAAT Muda. Inilah Yang dimaksudkan Artikel Baru firman Allah (Yang artinya): . BAGI mereka Pahala Yang tiada Putus-putusnya " Ibnu Qutaibah mengatakan, "Makna firman Allah (Yang artinya), "Kecuali orangutan-orangutan Yang beriman" adalah kecuali orangutan-orangutan Yang beriman di waktu mudanya, di SAAT kondisi fit (Semangat) untuk beramal, Maka mereka di waktu tuanya Nanti tidaklah berkurang amalan mereka, walaupun mereka tidak Mampu melakukan amalan ketaatan di SAAT USIA senja. Karena Allah Ta'ala Maha Mengetahui, seandainya mereka diberi kekuatan Masih beramal sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak Akan berhenti untuk beramal kebaikan.Maka orangutan Yang Gemar beramal di waktu mudanya, (di SAAT Tua renta), diameter Akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya "(Lihat. Zaadul Maysir , 9/172-174) Begitu JUGA kitd dapat melihat PADA surat Ar Ruum ayat 54. الله الذي خلقكم من ضعف ثم جعل من بعد ضعف قوة ثم جعل من بعد قوة ضعفا وشيبة يخلق ما يشاء وهو العليم القدير"Allah, Dialah Yang menciptakan kamu bahasa Dari keadaan Lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan Lemah ITU menjadi KUAT, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah KUAT ITU Lemah (Dilaporkan) Dan beruban. Dia menciptakan Apa Yang dikehendaki-Nya Dan Dialah Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Kuasa ". (QS. Ar Ruum: 54) Ibnu Katsir mengatakan, "(Dalam, ayat inisial), Allah Ta'ala menceritakan mengenai fase kehidupan, tahap demi tahap. Awalnya adalah Bahasa Dari Tanah, Lalu berpindah Ke fase nutfah, beralih Ke fase 'alaqoh (segumpal Darah), Lalu Ke fase mudh-goh (segumpal Daging), Lalu berubah menjadi Tulang Yang dibalut Daging. Penghasilan kena pajak ITU ditiupkanlah ruh, kemudian keluar dialog bahasa Dari Perut ibunya Dalam, keadaan Lemah, Kecil Dan tidak begitu KUAT. Kemudian si mungil Tadi Berkembang perlahan-Lahan hingga menjadi seorang bocah Kecil. Lalu Berkembang Lagi menjadi seorang pemuda, Remaja.Inilah fase kekuatan Penghasilan kena pajak sebelumnya berada Dalam, keadaan Lemah. Lalu Penghasilan kena pajak ITU, diameter menginjak fase dewasa (USIA 30-50 tahun). Penghasilan kena pajak ITU diameter Akan melewati fase USIA senja, Dalam, keadaan Penuh uban. Inilah fase Lemah Penghasilan kena pajak sebelumnya berada PADA fase KUAT. PADA fase Inilah berkurangnya Semangat Dan kekuatan. JUGA PADA fase inisial berkurang sifat lahiriyah maupun batin. Oleh karena ITU, Allah Ta'ala berfirman (artinya Yang), "kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah KUAT ITU Lemah (Dilaporkan) Dan beruban" "(. Tafsir Al Qur'an Al Azhim PADA surat Ar Ruum ayat 54) Jadi, USIA Muda adalah Masa fit (Semangat) untuk beramal. Oleh karena ITU, manfaatkanlah sebaik-baiknya Artikel Baru. . Janganlah disia-siakan Acute engkau Masih berada di USIA Muda, Maka Janganlah katakan:. Acute berusia Tua, Baru Aku Akan beramal Daud Ath Tho'i mengatakan, إنما الليل والنهار مراحل ينزلها الناس مرحلة مرحلة حتى ينتهي ذلك بهم إلى آخر سفرهم, فإن استطعت أن تقدم في كل مرحلة زادا لما بين يديها فافعل, فإن انقطاع السفر عن قريب ما هو, والأمر أعجل من ذلك, فتزود لسفرك, واقض ما أنت قاض من أمرك, فكأنك بالأمر قد بغتك "Sesungguhnya Malam Dan Siang adalah klien untuk membuka posisi Persinggahan manusia sampai diameter berada PADA Akhir perjalanannya. Acute engkau Mampu menyediakan Bekal di setiap klien untuk membuka posisi persinggahanmu, Maka lakukanlah. Berakhirnya safar Boleh jadi Illustrasi waktu Dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada ITU. Persiapkanlah perjalananmu (Menuju Negeri akhirat). Lakukanlah Apa Yang Ingin Kau lakukan. Tetapi ingat, kematian ITU datangnya Tiba-Tiba ". ( Kam Madho Min 'Umrika? , Syaikh Abdurrahman Sebagai Suhaim) Semoga maksud Kami Illustrasi tulisan inisial sama Artikel Baru perkataan Nabi Syu'aib, إن أريد إلا الإصلاح ما استطعت وما توفيقي إلا بالله عليه توكلت وإليه أنيب "Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama Aku Masih berkesanggupan. Dan tidak ADA taufik bagiku melainkan Artikel Baru (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakkal Dan hanya kepada-Nya-lah Aku Dilaporkan ". (QS. Hud [11]: 88) Semoga Allah memperbaiki keadaan segenap pemuda Yang membaca Risalah inisial. Semoga Allah memberi taufik Dan hidayah kepada mereka Ke jalan Yang lurus. Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat. . Wa Shallallahu 'ala Muhammad wa nabiyyina' ala alihi wa wa shohbihi wa sallam Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)
-
MENGACU PADA SEJARAH BERDIRINYA KAB KEDIRI PADA TAAANGGAL 879M DAN DI TEMUKAN ATAU NAMA DI KAB KEDIRI SEPERTI SETONO GEDONG SETONO BETEK SET...
-
Pengunduh Video Online SaveFrom.Net adalah layanan istimewa yang membantu mengunduh video atau musik dengan cepat dan gratis. Anda tidak pe...