Pengikut

Tampilkan postingan dengan label Xpresi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Xpresi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Oktober 2021

Jumat, 29 Maret 2019

WAKTU & TUJUAN
Walau sampai detik ini aku belum bisa mendekap tubuhmu meraba wajahmu, tapi tuhan masih bermurah hati kepadaku bisa mendengar merdunya suaramu.yang termakan di telinga terdengar gurih renyah ,
marahku tawaku tangisku mungkin hambar kau dengar
penantiaanku kesetiaanku selama ini mungkin puisi usang yang kau tertawakan
kesempurnaan bukanlah milik manusia tapi kesempurnaan akan kau dapati pada diriku bila kamu sendiri sadar bahwa dirimu juga masih jauh dari sempurna
Mengapa tuhan mengharuskan umatnya untuk berpasang pasangan? Dan mengapa manusia tidak di beri kesempurnaan ? Karna dengan berpasangan(baca:nikah) kedua belah pihak akan saling mentupi kekurangannya, dan di situlah akan terlihat maksud dan tujuan sang pencipta tidak membrri kesempurnaan oada manusia,
# bila kini kitabelum bisa bersatu
ijinkan aku mengenangmu diantara lelahku dan sibuk ku #
Langkah ini semakin berat
Waktu semakin tak brrsahabat
Apakah selama ini yang ku dapat ?
Apakah selama yg kau dapat ?
Sang waktu mungkin GETON memberi kita kesempatan ,karna rakusnya kita menggunakannya, hingga kita lupa batas sang waktu memberi kesempatan,
Kita memang bisa membaca tapi masih ada ribuan yang tak terbaca oleh kita
Ikita memang bisa melihat tapi masih ada ratusan jutaan yang tak terlihat oleh kita.
Kecerdasan kebijaksanaan akan terlihat bukan disaat manusia dalam kelapangan tapi akan terlihat dalam kesempitan
Sabar itu tidak ada batasnya yang ada batasnya itu waktu dan tujuan hidup
Waktu dibatasi oleh tujuan dan tujuan di batasi oleh waktu
Ini membuktikan bahwa sifat keserakahan manusia dan selalu tidak puas akan terkontrol dengan berpedoman pada' WAKTU &TUJUAN'.
By. Asa Via

Selasa, 02 Oktober 2012


Mereka Musuh Bersama

Korupsi, kolusi, nepotis­me, perdagangan manusia dan terorisme adalah musuh kita bersama. MungkinsobeX sudah tidak asing lagi dengan lima kata di atas kan. Korupsi, kolusi, nepotisme, perdagangan manusia dan terorisme. Kelima kata tersebut sudah begitu sering berseliweran di media massa di Indonesia. Mulai dari koran, televisi, situs jejaring sosial, situs berita dan radio. Coba deh sobeX lihat, apa berita hangat saat ini? Korupsi Wisma Atlet, Skandal Gubernur BI, itu korupsi dan nepotisme. Teroris Solo, itu terorisme. Itu belum semuanya lhosobeX.

Apa se-chaos itu ya negara kita ini sobeXXpresijuga heran sih, kenapa bisa separah itu yah? Hampir tiap hari pasti ada berita tentang korupsi, kolusi, nepotisme, perda­gangan manusia ke luar negeri atau tentang terror bom, penang­kapan terorisme dan baku tembak antara polisi dan teroris. Padahal dulu, beberapa belas tahun silam tidak separah ini lho sobeX.

“Ya sih sobeX, dulu korupsi nggak separah ini. Kalau sekarang, hampir di semua lini yang berkaitan dengan pe­merintahan, pasti ada korupsi, kolusi dan nepotisme. Teroris­me juga, bikin kita merasa nggakaman dan nyaman lagi. Kalau memang benci dengan sebuah negara, ya bom dan perangi negara itu dongsobeX. Jangan cuma ngebom kedu­besnya aja,” kata Irwan dari SMAN 3 Padang.

Cowok yang suka dengan modern dance ini mengatakan bahwa kelima hal di atas sudah jadi penyakit yang parah di Indonesia. “Sudah benar-benar parah. Negara kita seperti negara yang mau hancur sajasobeX. Coba lihat berita di televisi, mana yang lebih banyak, berita bagus atau berita jelek tentang kelima hal tadi. Jawabannya pasti berita buruk kan sobeX.”

Nggak ketinggalan juga, berita tentang perda­gangan manusia atau lebih kerennya human traficking. Gilalho sobeX, manusia jadi komoditas perdagangan. Para manusia yang jadi korban tersebut biasanya dijadikan sebagai PSK, budak, pekerja tanpa upah dan lebih parahnya nih, organ tubuh mereka diambil dan kemudian dijual di pasar gelap.

“Iya, aku pernah dengar gitu sobeX. Dulu aku kira perda­gangan manusia itu hanya ada beberapa kasus aja di Indonesia, tapi setelah menyaksikan program MTv Exit, mataku jadi terbuka sobeX. ternyata perdagangan manusia di Indonesia itu sudah parah sekali,” kata Siska dari SMAN 5 Padang.

Yaps, MTv Exit. Buat sobeX yang belum tahu banyak tentang kasus perdagangan manusia di Indonesia,sobeX bisa menyaksikan acara ini. selain menampilkan penam­pilan dari para musisi, juga menampilkan video wawancara dengan para korban perda­gangan manusia. Xpresi rasa, video MTv Exit cukup banyak beredar di youtube.

Oia, satu lagi yang tidak boleh kita lupakan, mengenai terorisme. Kalau dulu soal bom-ngebom itu urusan orang dewasa, ternyata kini tidak lagi sobeXSobeX yang rajin nonton berita pasti tahu kan tentang para teroris muda yang sering ditang­kap akhir-akhir ini. baru belasan tahun, tapi udah meme­gang senjata dan terlibat aktif dalam jaringan terorisme. “Ini artinya kegiatan terorisme sudah merangsek ke dunia remaja. Kita harus waspada dengan bibit-bibit baru tero­risme,” tutur Dian dari UNP. Jika dari umur belasan tahun saja di dalam otak mereka udah tertanam program terorisme, pada saat dewasa, itu bisa berbahaya.”

Terus, gimana pendapat Dian tentang pemberitaan di salah satu stasiun televisi yang mengatakan bahwa Rohis itu identik dengan terorisme atau tempat perekrutan teroris muda?

“Saya rasa, stasiun televisi itu hanya terlalu buru-buru memberitakan sesuatu yang belum mereka kuasai benar data kebenaran­nya,” ujar­nya.

Kalau dikatakan Rohis itu identik dengan terorisme atau sarang terorisme, itu jelas tidak benar, tapi kalau dibilang ada beberapa Rohis yang menjadi tempat perekrutan teroris muda, ya itu bisa dibilang benar. Saya sendiri pernah mendengar dari beberapa rekan mahasiswa mengenai hal seperti itu. Ada beberapa oknum yang membentuk Rohis sebagai tempat perekrutan dan mengajarkan paham terror is me. Memang nggak semua orang tahu dengan informasi ini.”
[ Red/Administrator ]

Hindari Kolusi dan Nepotisme


Kata kolusi dan nepotisme sering banget kita dengar ketika orang-orang membicarakan masalah korupsi kan sobeX. Boleh dikatakan sih, antara korupsi, kolusi dan nepotisme ini kakak adik yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya saling berkaitan. Mereka saling dukung-mendukung. Korupsi tidak akan muncul kalau bukan dari kolusi dan nepotisme. Sebelum kolusi dan nepotisme ini terlaksana untuk mencapai tujuan tertentu pasti ada bermain politik uang apalagi kalau korupsi namanya. Jadi, salah satu di antara mereka tidak bisa disalahkan begitu saja tanpa ada sebab. Makanya mereka selalu bergandengan tangan atas nama Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Betul nggak sobeX?

Kemarin kita sudah mem­bicarakan salah satu dari mereka yaitu tentang korupsi. Nah, hari ini kita membahas masalah kolusi dan nepotisme sobeX. Ngomong-ngomong soal kolusi dan nepotisme sebenarnya keduanya ini sama-sama berprilaku untuk mengambil kesepakatan sebagai bentuk aturan bermain bersama dalam lingkungan tertentu (konformitas).

Pastinya sobeX ingat dong dengan salah satu kasus korupsi berantai politisi Nazaruddin yang akhirnya menjerat Angelina Sondakh masuk tahanan. Namun, apakah segitunya kolusi dan nepotisme? Padahal kalau kita lihat sebe­narnya, berkolusi dan nepotisme itu sah-sah saja. Nah, menurut sobeX bagaimana boleh nggak sih berkolusi dan bernepotisme itu?

Menurut Muhammad Ikhsan yang ingin menjadi pengusaha muda ini boleh-boleh aja sobeX. “Boleh-boleh aja sih, menurut aku itu tergantung dari ideologi yang dipakai masing-masing negara sobeX,”ujar siswa SMA PMT Prof. Dr. Hamka ini.

Aulia Charina Putri siswa SMAN 15 Padang ini juga mengatakan hal yang sama sobeX, “Boleh aja kok, nggak ada larangan untuk berkolusi dan bernepotisme. Kan nggak semua kolusi dan nepotisme itu jelek. Hanya saja tergantung kepada pejabatnya sendiri. Kebanyakan mereka berkolusi dan berne­potisme untuk menghabiskan uang negara. Pejabat kalau sudah punya jabatan tinggi pasti lupa semua, yang terpikirkan hanya uang dan uang,” ujar cewek yang bercita-cita menjadi presiden ini.

Cowok yang bernama Fitriatul ini mengatakan kolusi dan nepotisme itu ada untungnya namun lebih banyak ruginya. Lalu, bagaimana menurut mahasiswa Unand ini, apakah kolusi dan nepotisme itu boleh dipakai dalam sistem peme­rintahan?

“Kolusi dan nepotisme ada untung dan ruginya, tapi lebih banyak kerugiannya sobeX. Jadi, lebih baik ditinggalkana ja. Itu akan lebih baik untuk suatu negara, apalagi bangsa Indonesia yang punya sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Masalah kolusi dan nepotisme ini memang masih menjadi pertimbangan bagi negara kita sobeX. Apakah sistem ini sah-sah saja dilakukan atau di haramkan untuk berkolusi ataupun  nepotisme dalam sistem pemerintahan. Memang agak sulit untuk meninggalkan asas kekeluargaan atau kedekatan seseorang ataupun kelompuk untuk mencapai tujuan tertentu sobeX. Pastinya orang lain juga ingin keluar­ganya menduduki posisi strategis pada lingku­ngan tertentu bukan.   Namun, apakah sistem yang seperti ini adil?

“Untuk menciptakan pemerintahan yang sehat itu sebaiknya kolusi dan nepotisme itu dihapus saja sobeX.Nggak boleh ada dalam sistem pemerintahan, sebab akan menimbulkan diskriminasi dan perpecahansobeX,” ujar Luciana Purnama mahasiswa IAIN Imam Bonjol padang ini.

Memakai asas untuk berkolusi ataupun bernepotisme sebenarnya sah-sah aja kok sobeX. Asalkan bukan menyangkut kepentingan umum yang merugikan orang banyak. Seperti memperebutkan kedudukan, kalau tidak berpotensi ngapain juga diletakkan di tempat yang strategis. Nah, ini nih yang nggak boleh sehingga nantinya menimbulkan diskriminasi sobeX.
[ Red/Administrator ]

Ayo... Wujudkan Kedamaia
MODEL:  Winda (SMA 14 Padang)  Disain: Orta  Fotografer: Iwan
Membaca judul di atas, sobeX pasti langsung dapat menangkap apa tema yang akan Xpresi bahas pada hari ini. Yaps, tema hari ini nggak bakal jauh dari momen Hari Per­damaian yang diperingati beberapa hari yang lalu. Di Padang, momen ini diperingati dengan aksi damai para mahasiswa dan sejumlah aktivis. Mereka menginginkan Indonesia yang damai dan masyarakat yang rukun, dapat menerima kelebihan dan kekurangan antar setiap etnis di negara ini. Di luar kota, hal sama juga terjadi sobeX.

Ya namanya saja mem­peringati momen hari keda­maian, jelas  harus dilakukan dengan aksi damai. Kalau hari perdamaian malah diisi dengan aksi demonstrasi yang berujung bentrok, wah... jelas tercoret  momen kedamaiannya. Tak hanya di Indonesia, di berbagai belahan dunia lainnya juga ada ak­si damai memperingati mo­men ini. Ya sobeX, semua orang di dunia memang men­dam­bakan sebuah kedamaian kan.

Nah gimana dengan sobeX. Menurut sobeX, gimana kita seharusnya memperingati momen sekali setahun ini? Dian Mayastri dari Unand ber­pendapat, meskipun momen sekali setahun, kedamaian tersebut harus diwujudkan setiap hari. “Tiada hari tanpa kedamaiansobeX. Dunia yang damai itu asyik lhoNggak ada sentimen, nggak ada yang dendam, iri hati atau yang lainnya. Sayangnya belum seluruh orang di dunia mera­sakan kedamaian itu kan.”

“Coba lihat Afghanistan, kedamaian di sana adalah barang yang mahal. Kalau disuruh milih antara emas atau kedamaian, mereka jelas memilih kedamaian. Mereka sudah kenyang dengan yang namanya penderitaan akibat perang yang berkecamuk di sana. Lihat pula Palestina dan Irak. Hal serupa juga terjadi di sana kan sobeX. Padahal kedamaian itu adalah hak setiap umat manusia,” tambah Dian yang sudah duduk di semester lima pada saat ini.

Pun dengan Harry Andika yang juga berasal dari Unand. Cowok penyuka komik Naruto ini menuturkan, “Setiap manusia, apapun agama, etnis, warna kulit, bahasa, kewar­ganegaraan atau tempat tinggalnya, semuanya berhak mengecap kedamaian. Tak ada satupun orang yang mau tinggal di daerah yang berkecamuk perang, kekerasan dan kejaha­tan lainnya. Semua orang menginginkan kedamaian, bahkan di dalam komik pun para komikus membahas tentang kedamaian. Bacalah Naruto, di sana ada perten­tangan antara kedamaian versi Naruto dengan kedamaian versi Tobi dan Madara. Kedamaian itu sebenarnya cuma satu sobeX, tak versi-versinya.”

Lantas, menurut sobeX, gimana cara kita bisa mewu­judkan kedamaian tersebut? Apa ada sobeX yang punya ide? Kalau menurut Sherly dari SMA Pertiwi 1 Padang, cara paling simpelnya adalah dengan saling menghargai. “Saling meng­hargai sesama orang sobeX. Hargai hak setiap orang, hargai pendapat setiap orang, hargai barang milik orang lain dan hargai kehidupan orang lain. Jika orang itu tak berbuat salah, maka dukunglah dia. Jika dia salah, maka ingatkan dia dengan baik-baik. Dengan saling menghargai saja, kita pasti bisa mewujudkan keda­maian.”

Perkataan Sherly tadi didukung oleh Rahmah. Cewek asal Kota Solok yang kini kuliah di Jakarta ini mengatakan bahwa dalam ajaran Minangkabau, harga-menghargai setiap orang telah diajarkan sejak lama. “Ada kato nan ampek, setiap orang harus menghargai orang yang lebih tua, orang yang sebaya, orang yang lebih muda dalam setiap perkataan, tindak-tanduk dan pikiran mereka. Sayangnya hal seperti ini belum terwujud sepe­nuhnya.” (
[ Red/Administrator ]

Sering Buang Waktu = Pemalas!

Model	: Vanni  	( Mhs Poltekes Kemenkes RI)  Fotografer	: Iwan Desain	: orta
Apa penyakit anak muda sekarang ini? Salah satunya adalah ke­biasaan membuang-buang wak­tu. Ada banyak pen­yakit lain­nya yang berhubungan dengan kebia­saan membuang-buang waktu ini. Pertama, akan membuat pemuda-pemudi men­jadi sering menunda pe­ker­jaan dan kedua tentunya akan men­jadi pemalas. Karena kebia­saan yang buruk inilah muncul guyonan seperti ini, “Kalau bisa dikerjakan besok, kenapa harus dikerjakan sekarang” atau yang satu lagi ini, “Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah.”

Jelas kan sobeX, karena ke­bia­saan membuang-buang waktu ini bisa mengakibatkan hal lainnya yang tak kalah buruknya. Padahal kita semua manusia, laki-laki dan perempuan, sempurna fisik mau­pun mengalami cacat, kaya mau­pun miskin, tua maupun mu­da, semuanya sama-sama diberi modal yang sama jumlahnya. Modal itu adalah waktu 24 jam dalam sehari dan semalam. Lha, sudah dikasih modal yang sama besarnya, kenapa ada yang sukses dan ada yang tetap jalan di tempat? Itu karena bentuk usaha kita dalam menggunakan waktu yang berbeda-beda skalanya.

Tak salah memang orang dari barat sana mengatakan bahwa waktu adalah uang. Waktu itu bisa digunakan untuk menghasilkan uang. Toh, waktu pun sebenarnya sangat berharga kan sobeX. “Harga dari waktu itu sendiri sebenarnya sangat mahal. Tak ada satupun orang yang bisa membeli waktu. Mau sekaya-raya apapun, seorang pe­ngu­saha tak bisa menambah wak­tunya menjadi 25 jam dalam sehari semalam. Jangankan membeli waktu, mengembalikan waktu satu menit yang lalu saja tak ada orang yang bisa,” tutur Rizka Andiani dari Unand.

“Akupun sebenarnya mengakui bahwa aku sering membuang-buang waktu dan menunda-nunda pekerjaan. Khususnya untuk tugas kuliah. Sering tugas kuliah yang sebenarnya bisa aku kerjakan dengan cepat, malah aku tunda-tunda hingga akhirnya dikerjakan semalam sebelum dikumpulkan,” tambah cewek yang sudah kuliah semester lima saat ini. Ya sobeXXpresi sendiri pun sebenarnya pernah melakukan hal-hal seperti itu. Menunda-nunda pekerjaan karena merasa waktu yang banyak. Padahal waktu 24 jam itu sebe­nar­nya sangat sebentar kan sobeX.

“Iya sobeX, 24 jam itu sebe­narnya sangat sebentar. Padahala jika kita menggunakan waktu 24 jam tersebut dengan maksimal, maka kita bisa menghasilkan ba­nyak hal. Mulai dari uang, karya, hingga hal yang lainnya kan sobeX,” ilham dari SMAN 10 Padang me­nimpali.

Meski begitu, Ilham pun se­benarnya sering mem­bua­ng-buang waktunya. “Ter­kadang, rutinitas itu mem­buat aku bosan. Ya aku mengerjakan hal-hal yang lain. Ka­da­ng aku main game, jalan-ja­lan atau no­ng­k­ro­ng ama teman-te­man untuk me­ng­­hil­angkan kej­e­nu­han. Eh, hasilnya malah keseringan dan bisa sampai lama-lama.”

Mmm… menghilangkan keje­nuhan sebenarnya tidak dilarang kok sobeX. Ya apalagi sobeX pasti butuhrefreshing kan, tapi jangan sampai karena alasan meng­hi­langkan kejenuhan malah mem­buat sobeXmenjadi membuang-buang waktu yang berharga. Ingat sobeX, bekerja keras dan meng­gu­na­kan waktu dengan mak­simal di ma­­sa muda ini takkan mem­bu­at sobeX ru­gi. Ma­lahan, so­­beX akan ter­­biasa men­­­jadi orang ya­­ng disiplin be­kerja, di­siplin me­ng­gunakan wak­tu dan me­ng­­ha­sil­kan kar­­ya ya­ng ba­gus. (*)

Pladu Sungai Brantas 2024